Suara.com - Sebuah pesawat ringan yang terbang dari Singapura terpaksa mendarat darurat di jalan tol Kulai Utara-Selatan kilometer 47,9, Johor, Malaysia setelah mengalami masalah teknis.
Menyadur Channel News Asia, Senin (23/11/2020) Kapten Chester Voo, CEO Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi pada Minggu (22/11).
CAAM dalam siaran persnya menjelaskan bahwa kedua pilot terpaksa harus melakukan pendaratan darurat karena mengalami masalah teknis.
Kondisi kedua pilot dilaporkan berada dalam stabil dan pesawat telah diamankan ke lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas.
Baca Juga: Kisah Mantan Pembalap Moto2 Alih Profesi Jadi Kurir Makanan
Kapten Voo mengatakan menara kontrol lalu lintas udara Johor menerima panggilan sekitar pukul 10.40 pagi waktu setempat dari pilot yang meminta izin untuk melakukan pendaratan kembali di Bandara Internasional Senai karena masalah teknis.
Pesawat Beechcraft Model 35 Bonanza kemudian mendarat di sisi selatan Jalan Tol Utara-Selatan (PLUS) dekat Sedenak.
Sebuah tim penyelamat yang dikerahkan ke daerah itu telah "menyelesaikan semua tugas yang diperlukan", kata Kapten Voo.
Pernyataan resmi dari Kepolisian Johor mengidentifikasi kedua pilot asal Singapura tersebut diidentifikasi sebagai Dr Yang Kuang Ying dan Saleehullah Abdul Majid.
Menurut keterangan polisi, pilot mendengar suara dari mesin pesawat sekitar pukul 11.05 waktu setempat ketika mereka berada di ketinggian 5.000 kaki.
Baca Juga: Curi Ikan di Selat Malaka, Lagi-Lagi Kapal Berbendera Malaysia Diamankan
"Pilot berusaha mengganti tangki bensin tetapi mesin pesawat tidak lagi berfungsi. Pengukur bensin turun dengan cepat," jelas pernyataan tersebut.
Kedua pilot akhirnya membuat keputusan untuk melakukan pendaratan darurat di jalan tol km 47,8 sebelum sampai di bandara.
"Insiden itu tidak mengakibatkan cedera dan tidak ada kerusakan fasilitas umum yang dilaporkan," tambah Kepolisian Johor.
Kepala polisi Kulai, Inspektur Tok Beng Yeow, mengatakan kepada media lokal pada Minggu sore bahwa Dr Yang dan Saleehullah melakukan penerbangan rutin untuk menentukan jam terbang. Mereka melakukan perjalanan dari Bandara Seletar di Singapura ke Bandara Batu Berendam di Melaka.
Ia menambahkan, kedua pilot tersebut telah menyelesaikan penerbangan pertamanya dan terpaksa melakukan pendaratan darurat saat mereka terbang untuk kedua kalinya menuju Singapura.
"Berdasarkan investigasi, pilot sudah mendapat izin dan tidak memerlukan dokumen tambahan untuk melintasi batas negara untuk melakukan penerbangan," kata Inspektur Tok.
"Mereka bukan trainee. Pilotnya profesional dan memiliki pengalaman 12 tahun, dengan waktu terbang 480 jam," tambahnya.
Investigasi akan dilakukan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Udara di bawah Kementerian Transportasi Malaysia.