Jusuf Kalla: Fenomena Habib Rizieq Ada karena Kekosongan Kepemimpinan

Minggu, 22 November 2020 | 17:45 WIB
Jusuf Kalla: Fenomena Habib Rizieq Ada karena Kekosongan Kepemimpinan
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) angkat bicara perihal maraknya dukungan kepada Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.

Jusuf Kalla mengatakan, persoalan yang tengah menyeret Habib Rizieq saat ini tidak lain disebabkan oleh kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi publik.

"Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya sehingga polisi tentara turun tangan, seperti hadapi sesuatu yang guncang. Kenapa?" ujar Jusuf Kalla dalam acara Webinar Kebangsaan Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat, dikutip Suara.com dari tayangan video kanal YouTube PKS TV.

"Menurut saya karena ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas. Ada kekosongan itu," imbuh dia.

Baca Juga: Nikita Mirzani Naik Moge ke Petamburan, Sambangi Markas FPI?

Jusuf Kalla di Acara Webinar PKS (YouTube PKS TV).
Jusuf Kalla di Acara Webinar PKS (YouTube PKS TV).

Kekosongan kepemimpinan sebagaimana dimaksud Jusuf Kalla membuat masyarakat mencari sosok pemimpin alternatif.

Jusuf Kalla menyinggung nama Imam Besar FPI Habib Rizieq.

"Begitu ada pemimpin yang karismatik, katakanlah karismatik, atau berani berikan alternatif, maka orang mendukungnya," kata Jusuf Kalla.

Pernyataan Jusuf Kalla tersebut sontak ramai beredar di linimasa Twitter.

Tak khayal, pernyataan tersebut lantas ditanggapi oleh sejumlah tokoh lainnya.

Baca Juga: Rizieq Tolak Tes Corona, Polda Semprot Disinfektan di Sekitar Markas FPI

Sejarawan JJ Rizal dengan mengutip salah satu artikel berita mengatakan, kepemimpinan tidak pernah ada lantaran tidak pernah dibuat oleh pemimpin sejak setengah abad yang lalu.

"Gimana ada kepemimpinan jika tidak pernah dibuat ada pemimpin. Sejak setengah abad lalu lebih yang ada hanya kroni yang melahirkan para medioker, modus berpikirnya bukan apa yang benar tapi apa yang untung, hasilnya elite yang membawa wabah hipokrit, munafik dari kaum agama sampai ilmuwan," tandas JJ Rizal.

Selain JJ Rizal, eks politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Uki juga mengomentari pernyataan Jusuf Kalla itu.

Lewat akun Twitter @Uki23, dia menuntut pengakuan dari Jusuf Kalla.

"Buat sebagian, opini Pak JK diarahkan ke Pak Anies, buat sebagian lain diarahkan ke Pak Jokowi. Buatku, FPI sengaja diciptakan dan dipelihara pihak tertentu untuk jadi 'anjing penggigit' dan vote getter. Ngaku aja lah Pak JK," tegas Dedek Uki.

Sementara itu, Ferdinand Hutahaean mengaku tidak sepakat dengan pernyataan Jusuf Kalla.

Menurutnya, fenomena Habib Rizieq belakangan ini tidak ada hubungannya dengan kekosongan kepemimpinan.

"Tidak ada fenomena, tidak ada kekosongan kepemimpinan. Pak JK berlebihan menilai sesuatu. Yang terjadi itu hanya sekelompok yang kecewa karena kalah dalam kontestasi demokrasi sehingga melakukan pembangkangan dan berupaya mengaduh-aduk situasi," ucap Ferdinand Hutahaean lewat akun Twitter miliknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI