Suara.com - Seorang pria keturunan Afro meninggal setelah dikeroyok satpam sebuah supermarket di Brasil yang kemudian memicu aksi protes menuntut keadilan dan kembali menggaungkan Black Lives Matter.
Menyadur Sky News, Minggu (22/11/2020) Joao Alberto Silveira Freitas, menjadi korban pengeroyokan petugas keamanan Carrefour di Sao Paolo, Brasil.
Ayah empat anak tersebut dimakamkan dengan kaus putih di peti mati yang dibalut dengan bendera tim sepak bola favoritnya di kota Porto Alegre.
"Saya hanya ingin keadilan," kata rekannya, Milena Borges Alves, kepada Globo News.
Baca Juga: Salah Sasaran, Pria Ini Berakhir Babak Belur akibat Rampok Wanita Atlet MMA
"Itu saja. Saya hanya ingin mereka membayar apa yang mereka lakukan padanya." tegas Milena dengan nada tinggi.
Pada hari Jumat, para demonstran menulis "Black Lives Matter" di trotoar sepanjang jalan Paulista, salah satu yang paling terkenal di Sao Paulo.
Aksi corat-coret tersebut merupakan salah satu dari serangkaian aksi protes di seluruh Brasil, banyak dari mereka yang melakukan demonstrasi di cabang jaringan supermarket Carrefour.
Polisi militer menggunakan semprotan merica untuk membubarkan massa di luar supermarket di timur laut kota Recife.
Aksi protes tersebut dipicu oleh sebuah video yang beredar luas yang menunjukkan seorang penjaga menahan Freitas sedangkan yang lain memukulnya.
Baca Juga: Injak Kaki, Ini Detik-detik Tekel Horor Cavani yang Bikin Lawan Cedera
Video lain menunjukkan seorang petugas keamanan berlutut di punggung Freitas di tempat parkir mobil yang terletak di Porto Alegre pada hari Kamis.
Atas perbuatannya, kedua petugas keamanan tersebut telah ditahan dan menghadapi kemungkinan tuduhan pembunuhan, menurut otoritas polisi.
CEO grup supermarket Carrefour yang berbasis di Prancis, Alexandre Bompard, bercuit di akun Twitter akan berjanji untuk mengambil langkah serius untuk menindak lanjuti kasus tersebut.
"Nilai-nilai saya dan nilai-nilai Carrefour tidak sesuai dengan rasisme dan kekerasan," katanya.
Carrefour sebelumnya mengatakan akan mengakhiri kontraknya dengan perusahaan keamanan tempat dimana kedua petugas berasal dan memecat manajer toko yang sedang bertugas.
Jumlah keturunan Afro dan ras campuran di Brasil sekitar 57% dari populasi, dan 74% diantara mereka menjadi korban kekerasan mematikan, menurut Forum Brasil tentang Keamanan Publik, sebuah organisasi nonpemerintah. Persentasenya bahkan lebih tinggi, 79%, bagi mereka yang dibunuh oleh polisi.