Djakarta Teater Platform dan Bentuk Baru Dalam Seni Pertunjukan

Jum'at, 20 November 2020 | 19:05 WIB
Djakarta Teater Platform dan Bentuk Baru Dalam Seni Pertunjukan
Pekerja menyelsaikan atap gedung Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (28/9). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat orang-orang harus mencari 'sebagian yang lain' untuk menggantikan 'sebagian yang hilang'. Sebagian yang hilang dalam konteks ini adalah perjumpaan.

Dalam konteks yang lebih luas, perjumpaan adalah momen yang kerap terjadi di seluruh peristiwa, salah satunya teater. Dalam seni pertunjukan, selalu ada berbagai macam perjumpaan antara penonton dan performer: perjumpaan gagasan, perjumpaan artistik, maupun perjumpaan rasa.

Sejumlah kelompok teater kini harus menghadirkan cara-cara baru dalam menyajikan suatu pertujukan. Sejumlah pertunjukan berbasis daring kini ditempuh sebagai upaya menghadirkan perjumpaan antara penonton dan performer.

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Teater akan menggelar program Djakarta Teater Platform 2020 dengan tajuk "JEDA".

Rangkaian program tersebut akan berlangsung secara daring dan luring mulai tanggal 21 November sampai 29 November 2020.

Pertunjukan daring akan disiarkan melalui kanal YouTube Dewan Kesenian Jakarta. Sedangkan, acara secara luring akan dilangsungkan di Humaark yang merupakan alternatif art center non-profit dengan protokol kesehatan yang telah disesuaikan dengan perturan kesehatan di masa pandemi.

Yudi Ahmad Tajudin, sutradara Teater Garasi -- kelompok teater yang berbasis di Yogyakarta-- mengatakan, krisis pandemi Covid-19 memang memukul seni pertunjukan saat ini. Dia berpendapat, pada dasarnya seni pertunjukan memang berpijak pada pertemuan fisik -- baik saat proses penciptaan maupun presentasi kepada penonton dalam ruang yang sama.

Menyoroti hal tersebut, Yudi lantas membuka wacana terkait 'sesuatu yang harus dibuka' dalam krisis perjumpaan tersebut. Bagi dia, harus ada peluang yang harus dibuka terhadap kemungkinan dari kerja-kerja teater.

"Peluang apa yang dibuka dan peluang terhadap kemungkinan-kemungkinan penciptaan teater?" ungkap Yudi dalam diskusi daring yang dihelat Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta, Jumat (20/11/2020).

Baca Juga: Djakarta Teater Platform Hadir Lagi, Tema Tahun Ini Jeda

Pertunjukan berbasis daring menjadi pilihan para seniman teater pada awal pandemi Covid-19 menghajar Tanah Air. Seni pertujukan, dari semula adalah pertemuan antara performer dan penonton di ruang yang sama beralih wahana ke bentuk virtual.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI