Suara.com - Seorang TKI yang bekerja di Jeddah, Arab Saudi mendapatkan hadiah rumah mewah dari seorang kakek di Arab. Kakek itu mengaku tersentuh melihat si TKI rajin salat subuh berjamaah.
TKI bernama Alman Mulyana itu menceritakan kisahnya melalui kanal YouTube Muhammad Sofi AW. Sudah 16 tahun Alman tinggal di Arab Saudi sebagai TKI, tepatnya sejak 2004 silam.
Alman mengaku sering bertemu dengan kakek asli Arab itu ketika salat subuh berjamaah di sebuah masjid. Kala itu, Alman bekerja sebagai seorang sopir pribadi di Jeddah.
Kebiasaan Alman menunaikan salat subuh berjamaah di masjid menarik perhatian si kakek.
Baca Juga: Viral Video Ayah, Ibu dan Anak Kompak Diduga Curi Kotak Amal Masjid
"Ketemu sama kakek luar biasa, saya salat subuh sebelum azan sudah di masjid. Kakek itu perhatikan saya terus dan bilang 'Ini anak sebelum azan kok sudah ada terus' gitu katanya," ujar Alman seperti dikutip Suara.com, Jumat (20/11/2020).
Hampir setengah tahun kakek itu hanya memperhatikan kebiasaan Alman salat subuh berjamaah di masjid, suatu hari si kakek menyapa Alman.
Sang kakek menawarkan Alman untuk tinggal di salah satu rumahnya, namun tawaran tersebut ditolak oleh Alman.
Sejak saat itu, hubungan Alman dan kakek semakin dekat. Si kakek mengaku tak memiliki anak dan sudah menganggap Alman seperti anaknya sendiri.
Si kakek terus menerus menawarkan untuk tinggal di rumahnya. Alman yang tak enak hati dengan kebaikan si kakek akhirnya menerima tawaran tersebut, namun ia memilih untuk mengontrak di rumah kakek itu.
Baca Juga: FPI Minta Maaf, Habib Rizieq Belum Bisa Penuhi Semua Undangan: Jeda Sejenak
Saat Alman diajak ke rumah kakek, ia terkejut melihat rumah tersebut sangat besar dan mewah bahkan berisi fasilitas yang lengkap.
Ia merasa tak mampu untuk membayar kontrak rumah sebesar yang dimiliki si kakek.
Namun, kakek itu bersikeras memberikan rumah tersebut. Ia menyesuaikan dengan kemampuan Alman membayar rumah tersebut agar Alman mau tinggal di rumahnya.
"Semampunya saja, akhirnya saya kontrak 800 rumah ini. Sebesar ini 800 sudah tinggal pakai fasilitasnya," tutur Alman.
Kini, kakek itu telah meninggal dunia dan meninggalkan rumah tersebut untuk Alman. Namun, pemberian tersebut tak bisa ia terima karena perbedaan kewarganegaraan.
Alman juga merasa tak pantas untuk menerimanya. Alhasil, ia mengurus ke notaris untuk memberikan rumah tersebut ke kerabat sang kakek.
"Saya ke notaris, kasih ke saudara kakek yang lebih berhak. Saya orang Indonesia enggak ada sangkut pautnya, cuma seagama sama kakek tapi beda negara, bahasa kultur, tiba-tiba dikasih fasilitas semewah ini," tuturnya.