Suara.com - Ketua DPP FPI Slamet Ma'arif merespons soal pernyatan keras Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang berseru agar FPI dibubarkan.
Menanggapi hal itu, Slamet justru mengingatkan kepada Pangdam soal sejarah TNI dan ulama. Jika ditilis dari historisnya, kata Slamet, TNI sudah dekat dengan umat muslim sejak dahulu.
Sehingga ia meminta kepada TNI untuk tidak mau diadu domba dengan ulama serta umat Islam.
"Saya menasehati, bahwa TNI didirikan oleh ulama (Jendral Sudirman) dan dari dulu menyatu dengan umat Islam, jadi TNI jangan mau diadu dengan ulama dan umat Islam," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Jumat (20/11/2020).
Ketua Persaudaraan Alumni 212 itu pun mengaku sangat percaya jika korps TNI masih menjadi bagian dari umat muslim di Indonesia.
"Saya yakin TNI tetap sehati dengan ulama dan umat Islam untuk mempertahankan NKRI."
Selain itu, Slamet juga mengomentari soal pencopotan spanduk bergambar bergambar Habib Rizieq Shihab yang dilakukan TNI. Aksi pencopotan itu ternyata atas perintah Pangdam Jaya.
Slamet menyebut kalau baliho-baliho itu dipasang guna menyambut kedatangan Rizieq ke tanah air pada 10 November 2020. Karena momen tersebut sudah terlewati maka FPI tak menyoal baliho Rizieq diturunkan aparat TNI.
"Spanduk yang dicabut spanduk ucapan selamat datang IB HRS dan beliau sudah ada di tanah air, jadi enggak masalah TNI bantu satpol PP," kata dia.
Baca Juga: Santai Baliho Dicopot Tentara, FPI: Habib Rizieq Sudah Ada, Gak Masalah
Berseru Bubarkan FPI