Suara.com - Seorang warga Kenya membuat sebuah toilet yang dapat mengurangi pencemaran air tanah di tengah krisis sanitasi yang melanda negara di Afrika Timur tersebut.
Menyadur Anadolu Agency, sebuah proyek inovatif yang diluncurkan oleh seorang warga negara Kenya di Western Kisumu County dengan membuat jamban biologis.
Toilet tersebut diharapkan akan memberikan inspirasi untuk mengatasi krisis sanitasi global pada Hari Toilet Sedunia yang dirayakan pada 19 November setiap tahun.
Lebih dekat ke Danau Victoria, waduk air terbesar di Afrika, wilayah tersebut tidak memiliki sistem saluran pembuangan yang layak, dan penduduk setempat yang sebagian besar adalah nelayan harus menggali jamban atau membuang kotoran ke danau.
Baca Juga: Ragukan Privasi Pengguna, Senator Kenya Desak Penyelidikan terhadap TikTok
Dominic Kahumbu Wanjihia, seorang warga Kenya yang telah mendirikan sebuah perusahaan bernama Biogas International's mengatakan bahwa keuntungan terbesar dari toilet biologis yang disebut Merry Loo ini adalah dapat dipasang di atas tanah.
"Toilet sangat kotor dan sangat patogen. Toilet baru ini dilengkapi dengan digester multi-ruang untuk memastikan likuidasi total padatan dan fermentasi lengkap, yang juga berarti sistem tidak pernah terisi dan tidak perlu pengosongan," katanya.
Selain itu, dia mengatakan karena tidak ada penggalian, toilet biologis tersebut terbilang hemat biaya dan tidak memerlukan baya tenaga untuk memasangnya.
Selama bertahun-tahun, limbah dari toilet telah mencemari sumber air tanah yang mengancam kesehatan manusia terutama di tempat-tempat seperti Kisumu di mana orang bergantung pada sumur, sungai, dan Danau Victoria untuk air minum.
Menurut Wanjihia, toilet tersebut dapat dibuat dari bahan-bahan lokal yang dapat didaur ulang dan mudah dijangkau seperti lembaran besi, sisal, ilalang, atau plastik daur ulang. Bagian paling penting dari digestor bisa dibuat dari wadah atau drum.
Baca Juga: Tutup Akibat Covid-19, Sekolah Disulap Jadi Peternakan Ayam
Limbah dari bio-toilet dapat dikembangkan untuk menghasilkan biogas yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak.
Selain itu limbah dari bio-toilet menghasilkan pupuk hayati sebagai produk sampingan yang diangkut melalui saluran sebuah saluran untuk menanam tanaman.
Selanjutnya, fermentor dengan tujuh tahap memastikan air irigasi aman untuk digunakan karena fermentasi lengkap dari kotoran manusia.
Kahumbu kini terlibat dalam pelatihan para pemuda untuk membuat toilet tersebut agar memberi mereka sumber penghidupan yang lebih baik.
"Kami ingin melatih kaum muda membuat jamban agar mereka bisa mengembangkan usaha kecil dan memasoknya ke jutaan rumah tangga yang membutuhkannya di seluruh negeri," ujarnya.
Menurut kementerian kesehatan, diperkirakan 14% orang Kenya melakukan buang air besar sembarangan yang berarti sekitar enam juta orang Kenya tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang layak.
Sedangkan menurut PBB, meskipun banyak rumah tangga miskin di seluruh dunia telah memperlakukan toilet sebagai persyaratan tambahan, ketiadaan toilet menyebabkan 432.000 kematian akibat diare setiap tahun.