Pertama Kali sejak 2010, Amerika Serikat Tunjuk Duta Besar untuk Venezuela

Kamis, 19 November 2020 | 21:14 WIB
Pertama Kali sejak 2010, Amerika Serikat Tunjuk Duta Besar untuk Venezuela
Bendera Amerika Serikat [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat memiliki duta besar pertamanya untuk Venezuela dalam satu dekade terakhir setelah ketegangan selama masa kepemimpinan Donald Trump.

Menyadur The Hindu, Kamis (19/11/2020) James Story dinominasikan sebagai duta besar untuk Venezuela yang dikonfirmasi pada hari Rabu oleh Senat Amerika Serikat.

Penduduk asli Carolina Selatan itu mengambil pekerjaan yang akan dia lakukan dari ibu kota negara tetangganya, Kolombia, karena Venezuela mengalami krisis ekonomi dan politik.

AS dan Venezuela belum pernah bertukar duta besar sejak 2010 ketika hubungan pertama kali mulai memburuk di bawah kepemimpinan almarhum Presiden Hugo Chavez.

Baca Juga: Depresi saat Lockdown Covid-19, Ibu Tega Tembak Dua Anaknya, Satu Tewas

Kedua negara benar-benar memutuskan hubungan diplomatik tahun lalu, masing-masing menarik diplomatnya tak lama setelah Washington mendukung pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai pemimpin negara.

Pria usia 50 tahun tersebut kemungkinan akan memainkan peran kunci dalam membantu memandu kebijakan AS di Venezuela selama masa transisi Presiden terpilih Joe Biden.

Kemenangan Biden memicu perdebatan di antara mereka yang mendukung pendekatan garis keras Donald Trump untuk mengisolasi kemitraan dengan Venezuela di bawah kepemimpinan Nicolas Maduro dan lainnya mengatakan sudah waktunya untuk mengambil jalan baru.

Para kritikus mengatakan sanksi berat gagal menggulingkan Maduro dari kekuasaannya, membuka Venezuela untuk China, Rusia dan Iran untuk bekerja sama.

AS memimpin koalisi puluhan negara yang menolak Maduro setelah pemilihannya pada 2018 untuk masa kembali menjabat.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Bertemu Donald Trump, Sampaikan Ucapan Terima Kasih

AS sejak itu memberikan sanksi berat kepada Nicolas Maduro, lingkaran dalamnya, dan perusahaan minyak milik Venezuela.

Pemerintahan Trump menawarkan hadiah 15 juta dolar (Rp 213 juta) untuk siapa saja yang menangkap Maduro setelah pengadilan AS mendakwa dia atas tuduhan narkoba.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI