Suara.com - Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat Akhmad Sahal kembali mengomentari keberadaan sosok Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Pria yang kerap disapa Gus Sahal itu menyoroti beredarnya video ceramah Habib Rizieq terkait hukuman pemenggalan kepala.
Perlu diketahui, potongan ceramah Habib Rizieq tersebut salah satunya dibagikan oleh Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie lewat akun Twitter miliknya, Rabu (18/11/2020).
Habib Rizieq dalam ceramahnya pun menyinggung kasus pemenggalan seorang guru di Prancis bernama Samuel Paty pada Oktober 2020. Kepala Samuel Paty dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya.
Baca Juga: PSI Gulirkan Interpelasi Terhadap Anies, Ini Tanggapan Wakil Ketua DPRD DKI
Sementara itu, Gus Sahal mengatakan, ceramah Habib Rizieq tersebut merupakan salah satu bentuk menebar ancaman atas nama Islam.
"Rizieq Shihab baru-baru ini menebar ancaman sadis atas nama Islam. Bayangkan, dia mengancam kalau orang yang dia sebut penghina islam, ulama, diproses akan menjadikan Indonesia seperti Prancis," ungkap Gus Sahal dikutip dari tayangan dalam Kanal YouTube Cokro TV.
Gus Sahal mengklaim, ancaman semacam itu bukan kali pertama diutarakan oleh Habib Rizieq.
Menurutnya, Imam Besar FPI tersebut pernah mengujarkan ancaman serupa sebelum pergi ke Arab Saudi.
"Ini bukan pertama kali Rizieq menebar ancaman penggal kepala. Sebelum kabur ke Arab Saudi, dia pernah juga menyatakan mendukung ISIS," tukas Gus Sahal.
Baca Juga: Habib Rizieq Janji Tak Lagi Bikin Kerumunan hingga Situasi Kembali Normal
"Baginya ISIS adalah saudara FPI. Rizieq bilang kalau pemerintah zalim, ISIS perlu ada di Indonesia. Kalau tentara dan polisi zalim, bisa disembelih," lanjutnya.
Gus Sahal menilai, Habib Rizieq telah membuat hasutan yang bengis. Oleh sebab itu, menurutnya aparat penegak hukum perlu segera menindaknya.
"Ini jelas hasutan yang bengis, yang harus segera ditindak tegas. Sangat berbahaya kalau dibiarkan. Kenapa? Rizieq jadi punya semacam lincence to kill atas nama agama," kata Gus Sahal.
"Ini jelas paham Islam ekstrim yang kaku dan picik, yang juga menjadi basis tindakan kaum radikal dan teroris," imbuh dia.
Lebih lanjut, Gus Sahal merasa apabila paham Habib Rizieq terus dibiarkan, Islam moderat akan tergeser oleh Islam radikal.
"Kalau pandangan dibiarkan menyebar luas, lama-lama Islam ekstrem akan menjadi paham yg mainstream, dianggap normal, sedangkan wajah islam yang moderat tersingkir," tandasnya.