Jenderal Australia Minta Maaf Atas Pembunuhan Warga Afghanistan

Kamis, 19 November 2020 | 12:29 WIB
Jenderal Australia Minta Maaf Atas Pembunuhan Warga Afghanistan
Ilustrasi pasukan khusus Australia. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Angkatan Pertahanan Australia, Jenderal Angus Campbell minta maaf pada warga Afghanistan dan Australia tentang dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukannya.

Jenderal tertinggi Australia ini mengatakan telah menerima laporan yang sangat terpercaya tentang perilaku pasukan khusus di Afghanistan antara 2005 dan 2016.

Dari informasi yang ia terima, ada 23 dugaan pembunuhan terhadap 39 warga Afghanistan yang dilakukan oleh 25 pasukan Khusus Australia, sebagian besar dari SAS (Resimen Layanan Udara Khusus).

"Ini sangat tidak menghormati kepercayaan yang diberikan kepada kami oleh orang-orang Afghanistan yang telah meminta kami ke negara mereka untuk membantu mereka," katanya.

Baca Juga: Ketua MPR RI Pastikan BIN tak Bentuk Pasukan Khusus

"Itu akan menghancurkan kehidupan keluarga dan komunitas Afghanistan, menyebabkan rasa sakit dan penderitaan yang tak terukur."

Helikopter Black Hawk milik militer Australia. [Shutterstock/Jabiru]
Ilustrasi tentara Australia. [Shutterstock/Jabiru]

Pada kesempatan yang sama, ia juga meminta maaf atas nama Angkatan Pertahanan pada warga Australia atas kejadian yang memalukan ini.

"Saya dengan tulus minta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh anggota Angkatan Pertahanan Australia."

"Anda berhak mengharapkan Angkatan Pertahanan Anda akan membela negara Anda dan kepentingannya dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai dan hukum kami."

Antara tahun 2005 hingga 2016, lebih dari 26.000 warga Australia bertugas di Afghanistan termasuk 3000 dalam kelompok tugas operasi khusus.

Baca Juga: Pasukan Khusus BIN, Angkatan Perang Kelima?

Pada tahun 2016, Australia melakukan penyelidikan atas perilaku pasukannya atas tuduhan media lokal tentang pembunuhan warga Afghanistan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI