Suara.com - Produsen obat Amerika Serikat Moderna telah merilis data yang menunjukkan uji coba vaksin COVID-19 94,5 persen efektif, berdasarkan hasil sementara dari fase tahap akhir.
Analisis sementara Moderna didasarkan pada 95 infeksi di tengah peserta uji coba yang menerima plasebo atau vaksin, meski temuannya tidak dipublikasikan dalam makalah jurnal penelaahan sejawat.
Dari seluruh penerima vaksin yang mendapatkan dua suntikan dengan jarak 28 hari, hanya lima yang terinfeksi.
Hal ini menjadikan Moderna sebagai perusahaan Amerika Serikat kedua yang melaporkan hasil yang melebihi ekspektasi, menyusul pengumuman hasil uji vaksin Pfizer yang menjanjikan pekan lalu.
Baca Juga: Cepat Munculkan Antibodi, Vaksin Sinovac Cocok untuk Penggunaan Darurat
Kedua vaksin potensial ini masih harus melewati lebih banyak uji keamanan dan pemeriksaan sesuai aturan yang berlaku.
Bagaimana cara kerja vaksin ini?
Vaksin tersebut dapat masuk ke Australia melalui Fasilitas COVAX, yang merupakan koalisi dari 188 negara yang mengizinkan anggotanya untuk membeli vaksin COVID-19 jika dan ketika tersedia.
Vaksin Moderna adalah satu dari sepuluh kandidat yang sedang diincar fasilitas tersebut.
Sebagai bagian dari keanggotaan, negara kaya dan miskin telah setuju untuk membayar harga yang berbeda dan memastikan negara berpenghasilan rendah juga mendapatkan akses terhadap vaksin yang adil dan merata di masa depan.
Moderna berharap dapat memproduksi antara 500 juta hingga 1 miliar dosis pada tahun 2021, yang terbagi lokasi produksinya antara AS dan tempat lain secara internasional.
Baca Juga: Ahli Oxford Sebut Efek Samping Vaksin Virus Corona Terlihat dalam 2 Bulan
Perusahaan tersebut juga mengatakan akan menggunakan datanya untuk mendaftarkan otorisasi penggunaan vaksinnya di Eropa dan wilayah lain.
Regulator kesehatan Eropa mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang melakukan tinjauan secara berkala terhadap vaksin Moderna, menyusul tinjauan serupa terhadap vaksin dari Pfizer dan AstraZeneca.
Diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca di sini.
Ikuti berita seputar pandemi Australia lainnya di ABC Indonesia.