Suara.com - Dokter Tirta Mandira Hudhi menilai pemerintah gagal dalam menangani dan menindak kerumunan saat acara hajatan di kediaman pentolan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Imbasnya, ia meminta agar aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta segera dicabut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi hal ini dengan santai.
Menurutnya, ucapan Dokter Tirta hanya merupakan opini biasa seperti yang datang dari masyarakat lainnya. Bahkan, ia menilai masyarakat selalu berkeinginan beda. Ada yang ingin PSBB dibuka, dan sisanya menginginkan PSBB kembali diperketat demi mencegah penularan corona.
"Ada yang ingin PSBB dicabut, beri kesempatan bebas sebebas-bebasnya. Ada yang berpikir sebaliknya, PSBB diperketat lagi, seperti di awal-awal. Ya pendapat masyarakat," ujar Riza kepada wartawan, Rabu (18/11/2020).
Baca Juga: Pedas! Kritik Dokter Tirta soal Slogan 'Patuhi Protokol' Ibarat Kartu Sakti
Pihak yang paling gencar meminta agar PSBB dicabut adalah dari sektor pariwisata. Riza menganggap hal ini tidak bisa dilakukan sepenuhnya dan sejauh ini baru bisa membuka sebagian saja.
"Hampir semua sektor pariwisata dibuka tinggal beberapa sedikit saja. Sekarang resepsi pernikahan sudah dibuka apa yang belum dibuka cuma live musik saja," jelasnya.
Selain itu, Riza juga menilai kebijakan PSBB transisi diambil demi mencegah penularan corona semakin merebak. Jika PSBB dicabut, maka keselamatan warga menjadi taruhannya.
"Untuk itu kami mengambil berbagai kebijakan, sesuai juga dengan arahan pak presiden pak Jokowi utamakan kesehatan dan keselamatan warga," pungkasnya.
Dokter Tirta sebelumnya marah besar. Ia menuding Pemprov DKI Jakarta dan BNPB telah tebang pilih dan menerapkan standar ganda saat mengizinkan pesta pernikahan putri Rizieq Shihab yang disebut dihadiri 10 ribu tamu undangan.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Klaster Hajatan Rizieq Bisa Terlihat Dua Pekan Lagi
Kegeraman dokter yang akrab disapa Cipeng ini bertambah ketika tahu bahwa BNPB justru memfasilitasi masker gratis bagi para tamu undangan dalam hajatan tersebut.
Ia membandingkan dengan warga lain yang masih kesulitan mendapat masker dan para pengantin lain yang rela tak menggelar resepsi karena tak dapat izin.
"Please, saya tidak menyoroti pernikahan karena itu diajukan. Semua warga berhak melakukan resepsi kalau seperti itu. Kita melakukan resepsi saja dipersulit. Banyak EO Wedding tidak makan di sini," kata dokter Tirta dilansir dari video yang ia unggah di Instagram-nya.
Tetapi ini yang kita tahu warga berhak mengajukan izin. Jelas Pak Rizieq berhak mengajukan izin," sambuh Tirta.
Ia pun menuding bahwa para pembuat kebijakan DKI Jakarta telah berlaku tidak adil dengan mengizinkan sebuah pernikahan yang dihadiri puluhan ribu massa.
"Di sini konsistensi dari DKI, konsistensi dari Gubernur DKI dan konsistensi dari BNPB, jika memang ada kerumunan dan ada razia masker, jangan tebang pilih!" tukas dokter Tirta.
Selain itu, pria yang sibuk menjadi relawan Covid-19 ini juga merasa dikhianati lantaran perjuangannya selama ini mengedukasi masyarakat soal penerapan protokol kesehatan justru gagal diterapkan oleh pemangku kebijakan.
"Buka semuanya! Ngapain ada PSBB transisi jika memang ada tokoh publik yang memang massanya banyak kalian takut. Saya relawan 8 bulan bos!" seru dokter Tirta.