Soal lirikan Masyumi Reborn kepada dirinya, UAS menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar karena ia memiliki basis massa yang besar.
“Jadi kalau Pak Karni melihat Masyumi reborn melirik saya, sesungguhnya tidak hanya Masyumi reborn, tapi segala aspek politik. Segala sesuatu yang membutuhkan orang ramai, tidak hanya politik, yang endorse kerupuk sampai endorse partai saya kira mereka akan gandeng saya,” kata dia.
“Bukan berarti ungkapan saya ini pede sekali, tidak! Tetapi itu kenyataan yang memang saya terima hari ini,” sambungnya.
Saat disinggung soal sosok teka-teki sang kakek apakah dulu menjadi pegiat Masyumi, UAS dengan tegas menampiknya.
Menurut dia, sang kakek dahulu pencinta Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sebab di era Soeharto, kata dia, partai cuma memang dibagi tiga, selain Golkar dan PDI.
Dahulu pada 2018, ketika hendak Pemilu, dirinya mengaku ditanya saat sedang makan sate. Dia ditanya, partai apa yang sekiranya bisa jadi rekomendasi UAS untuk umat Islam.
Ketika itu UAS menyebut nama PAN dan PKS sebagai representasi dari partai bernapaskan Islam.
"Waktu itu pilihlah, perjuangkan yang jelas di parlemen, misal UU haram dan khamr. Karena sebut cuma PAN dan PKS, partai yang lain komplain ke saya. Karena menurut ijtihad saya, waktu itu, dua itu yang saya sebut.”
“Maka saya sekarang bersama Masyumi, saya jelaskan, bisa saja beda seragam, namun semua berijtihad benar,” katanya.
Video selengkapnya di sini.
Baca Juga: Ustaz Abdul Somad Posting Foto Lawas, Parasnya Waktu Muda Jadi Sorotan