Hampir 90.000 Klaim Kasus Pelecehan Seksual Diajukan terhadap Pramuka AS

Selasa, 17 November 2020 | 20:58 WIB
Hampir 90.000 Klaim Kasus Pelecehan Seksual Diajukan terhadap Pramuka AS
Ilustrasi pramuka.[Unsplash/Mael BALLAND]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir 90.000 klaim kasus pelecehan seksual diajukan terhadap Pramuka Amerika Serikat yakni Boy Scouts of America.

Menyadur CBS News, Selasa (17/11/2020) jumlah tersebut lebih besar dari prediksi awal yakni 88.500 kasus di seluruh negeri. Kasus-kasus tersebut mencerminkan klaim puluhan tahun yang menuduh pelecehan seksual oleh para pemimpin Boy Scouts of America.

"Jumlah klaimnya sangat mencengangkan," kata pengacara Paul Mones, yang memenangkan vonis pelecehan seksual senilai 19,9 juta dolar terhadap Pramuka di Oregon satu dekade lalu.

"Ini mengerikan dalam hal jumlah kengerian yang dialami." sambungnya.

Baca Juga: Roket SpaceX Terbangkan 4 Astronot ke Luar Angkasa

Paul Mones mengatakan jumlah klaim kemudian naik menjadi 95.000, menurut laporan dari Agence France-Presse. "Ini merupakan skandal pelecehan seksual terbesar di Amerika Serikat," kata Moses kepada AFP.

Mones menambahkan bahwa Kepanduan telah lama menawarkan wadah yang sempurna bagi para pedofil: "anak laki-laki telah bersumpah setia, mereka jauh dari orang tua mereka, dalam padang gurun."

"Kami hancur oleh banyaknya nyawa yang terkena dampak pelecehan di masa lalu dalam Scouting dan tergerak oleh keberanian mereka yang telah maju. Kami sangat sedih karena kami tidak dapat menghilangkan rasa sakit mereka." jelas The Boy Scouts dalam sebuah pernyataan.

Proses pengadilan kebangkrutan akan mengarah pada penciptaan dana kompensasi untuk membayar penyelesaian bagi korban pelecehan yang klaimnya ditegakkan.

Besarnya potensi dana belum diketahui dan akan menjadi bahan negosiasi yang rumit. Pramuka AS diharapkan menyumbangkan sebagian besar asetnya untuk dana tersebut.

Baca Juga: Pemkot Jaksel Minta Komunitas Pramuka Cari Duit dari Jualan Sampah

The Boy Scouts mengatakan "dengan sengaja mengembangkan proses yang terbuka dan dapat diakses untuk menjangkau para penyintas dan membantu mereka mengambil langkah penting untuk menerima kompensasi."

"Tanggapan yang kami lihat dari para penyintas sangat menyayat hati. Kami sangat menyesal." tambah organisasi itu.

Andrew Van Arsdale, pengacara California dengan jaringan bernama Abused in Scouting, mengatakan jaringan tersebut sebelumnya telah mendaftarkan sekitar 16.000 penggugat.

Andrew mengatakan jumlah itu berlipat ganda setelah Pramuka meluncurkan kampanye pada Agustus untuk memberi tahu para korban bahwa mereka memiliki waktu hingga Senin untuk mencari kompensasi.

"Mereka menghabiskan jutaan dolar untuk mendorong orang agar maju," kata Van Arsdale. "Sekarang, pertanyaannya adalah apakah mereka dapat memenuhi komitmen mereka."

Sebagian besar klaim pelecehan seksual yang tertunda berasal dari tahun 1960-an, 70-an dan 80-an, sebelum Pramuka AS mengadopsi pemeriksaan latar belakang kriminal, pelatihan pencegahan pelecehan untuk semua staf dan relawan, dan aturan bahwa ada dua atau lebih pimpinan senior harus hadir selama kegiatan.

Di antara masalah kontroversial yang masih harus ditangani dalam kasus kebangkrutan ini adalah seberapa banyak dewan lokal Pramuka harus berkontribusi untuk dana tersebut.

Organisasi nasional mengatakan dalam pengajuan kebangkrutan bahwa dewan adalah badan hukum yang terpisah dan tidak boleh dimasukkan sebagai debitur.

Berdasarkan ketentuan kasus, tidak ada klaim pelecehan seksual tambahan yang dapat diajukan terhadap Pramuka setelah hari Senin (16/11). Namun, pengacara Seattle Jason Amala, bagian dari tim hukum yang mewakili lebih dari 1.000 penggugat, mengatakan klaim baru masih dapat diajukan terhadap dewan lokal di negara bagian seperti New York, New Jersey dan California.

Beberapa klaim mungkin sulit diverifikasi, jika melibatkan tuduhan pelecehan terhadap pemimpin relawan Pramuka yang namanya tidak muncul dalam daftar nama resmi sejak lama, kata Mones.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI