Trump Tolak Transisi Kekuasaan, Joe Biden: Akan Lebih Banyak Orang Mati

Selasa, 17 November 2020 | 18:48 WIB
Trump Tolak Transisi Kekuasaan, Joe Biden: Akan Lebih Banyak Orang Mati
Joe Biden dan Donald Trump (Kolase foto/Jim Watson/Mandel Ngan/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Joe Biden memperingatkan kepada Donald Trump bahwa akan ada lebih banyak orang meninggal dunia jika ia terus menolak untuk melakukan transisi kekuasaan terutama terkait pandemi Covid-19.

Menyadur Channel News Asia, pernyataan presiden terpilih dari Partai Demokrat tersebut disampaikan pada saat pidato dan menjawab pertanyaan dari wartawan di Wilmington, Delaware, setelah berkonsultasi dengan para CEO perusahaan dan pemimpin buruh AS pada hari Senin (16/11/2020).

"Kita akan memasuki musim dingin yang sangat gelap. Segalanya akan menjadi lebih sulit sebelum menjadi lebih mudah," kata Biden tentang pandemi Covid-19.

Menanggapi pertanyaan tentang konsekuensi dari pemerintahan Trump yang tidak bekerja sama dengan tim transisi Biden dalam memerangi pandemi, dia berkata, "Lebih banyak orang mungkin meninggal jika kita tidak berkoordinasi."

Baca Juga: Donald Trump Akhirnya Akui Kemenangan Joe Biden

"Saat Anda memerangi COVID-19, kami harus memastikan bahwa bisnis dan pekerja memiliki alat, sumber daya dan pedoman nasional serta standar kesehatan dan keselamatan untuk beroperasi dengan aman," tambah Biden.

Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)
Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)

Biden mengatakan akan jauh lebih mudah bagi transisi kepresidenan jika Trump ingin bekerja sama namun ia juga menyayangkan ketika terjadi penolakan.

"Saya merasa ini lebih memalukan bagi negara daripada melemahkan kemampuan saya untuk memulai." ujar mantan wakil presiden era Presiden Obama tersebut.

Biden menyerukan kerja sama bipartisan melawan pandemi dan mendesak Kongres untuk mengesahkan undang-undang bantuan pandemi.

Pembahan mengenai undang-undang bantuan tersebut terhenti selama berbulan-bulan sebelum pemilihan pada 3 November.

Baca Juga: Viral! Video Parodi Donald Trump Mau Nyalon Jadi Bupati Tegal

Biden mengatakan virus corona terus menyebar "hampir tak mereda" dan gubernur negara bagianlah yang meningkatkannya.

Mengenai masalah ekonomi lainnya, Biden mengatakan dia berencana untuk mengejar "struktur pajak yang lebih adil" dengan perusahaan membayar bagian yang adil. Biden juga mengungkapkan bahwa dia ingin melihat upah minimum USD 15 per jam secara nasional.

Biden mengatakan tidak akan memberikan kontrak pemerintah kepada perusahaan yang tidak membuat produknya di Amerika Serikat.

Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris mengadakan konferensi video dengan beberapa kepala eksekutif termasuk Mary Barra dari General Motors, Satya Nadella dari Microsoft, Brian Cornell dari Target dan Sonia Syngal dari Gap.

Turut hadir dalam acara ini, presiden AFL-CIO Richard Trumka dan ketua Service Employees International Union, United Auto Workers dan dua serikat besar lainnya.

Biden juga mengatakan para pemimpin bisnis dan buruh telah mengisyaratkan kesediaan untuk bekerja sama memperbaiki ekonomi AS yang dilanda pandemi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI