Suara.com - Pelaku serangan sebuah gereja di Nice, Prancis, yang menewaskan tiga orang pada 29 Oktober lalu, dilaporkan memiliki foto pemenggal Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.
Jaksa anti-teror Prancis pada Jumat (13/11/2020), menyebut migran asal Tunisia, Brahim Aouissaoui, menyimpan foto Abdullah Anzorov di ponselnya, sebagaimana dilaporkan Barrons.
Selain foto pemuda 18 tahun pelaku pembunuhan Paty, para penyelidik juga menemukan gambar yang berkaitan dengan ISIS di ponsel pemuda berusia 21 tahun itu.
Ada juga sebuah rekaman audio di mana Aoissaoui mengatakan Prancis sebagai "negara kafir."
Baca Juga: Indeks Saham Prancis Menguat, Sektor Otomotif Naik 5 Persen
Unit penuntutan anti-teror Prancis mengatakan Aouissaoui masih dalam kondisi kritis di rumah sakit, setelah terluka parah usai ditembak saat melakukan serangan di Basilika Notre-Dame.
Jaksa mengatakan penyelidikan formal atas pembunuhan dan percobaan pembunuan yang terkait dengan kelompok teroris terhadap Aouissaoui telah diserahkan ke hakim investigasi.
Prancis meningkatkan kewaspadaan ke level tertinggi setelah Aouissaoui, yang berbekal pisau, membunuh tiga orang di gereja pada akhir Oktober, di mana salah satu korban terpenggal.
Serangan di gereja Nice ini terjadi dua minggu setelah pembunuhan Paty di pinggiran kota Paris.
Para saksi saat itu mendenga Aouissaoui, berteriak "Allahu Akbar" saat beraksi. Polisi awalnya menggunakan senjata listrik kemudian menembakkan 14 peluru dari revolver servis.
Baca Juga: PM Prancis Tolak Longgarkan Pembatasan Covid-19, Ini Alasannya
Aouissaoui memasuki Prancis dari Italia - melakukan perjalanan melalui kota Bari, Italia pada 9 Oktober - setelah sampai di pulau Lampedusa, Mediterania, pada 20 September.