Jaksa Prancis: Pembunuh di Gereja Nice Simpan Foto Pemenggal Samuel Paty

Sabtu, 14 November 2020 | 20:08 WIB
Jaksa Prancis: Pembunuh di Gereja Nice Simpan Foto Pemenggal Samuel Paty
Sebuah plakat dengan potret guru sejarah Samuel Paty saat orang-orang berkumpul di Paris. (AFP/Bertrand Guay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelaku serangan sebuah gereja di Nice, Prancis, yang menewaskan tiga orang pada 29 Oktober lalu, dilaporkan memiliki foto pemenggal Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal usai menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelasnya.

Jaksa anti-teror Prancis pada Jumat (13/11/2020), menyebut migran asal Tunisia, Brahim Aouissaoui, menyimpan foto Abdullah Anzorov di ponselnya, sebagaimana dilaporkan Barrons.

Selain foto pemuda 18 tahun pelaku pembunuhan Paty, para penyelidik juga menemukan gambar yang berkaitan dengan ISIS di ponsel pemuda berusia 21 tahun itu.

Ada juga sebuah rekaman audio di mana Aoissaoui mengatakan Prancis sebagai "negara kafir."

Baca Juga: Indeks Saham Prancis Menguat, Sektor Otomotif Naik 5 Persen

Unit penuntutan anti-teror Prancis mengatakan Aouissaoui masih dalam kondisi kritis di rumah sakit, setelah terluka parah usai ditembak saat melakukan serangan di Basilika Notre-Dame.

Serangan di gereja Basilika Notre Dame, kota Nice, Prancis pada 29 Oktober 2020. (AFP/Valery Hache)
Serangan di gereja Basilika Notre Dame, kota Nice, Prancis pada 29 Oktober 2020. (AFP/Valery Hache)

Jaksa mengatakan penyelidikan formal atas pembunuhan dan percobaan pembunuan yang terkait dengan kelompok teroris terhadap Aouissaoui telah diserahkan ke hakim investigasi.

Prancis meningkatkan kewaspadaan ke level tertinggi setelah Aouissaoui, yang berbekal pisau, membunuh tiga orang di gereja pada akhir Oktober, di mana salah satu korban terpenggal.

Serangan di gereja Nice ini terjadi dua minggu setelah pembunuhan Paty di pinggiran kota Paris.

Para saksi saat itu mendenga Aouissaoui, berteriak "Allahu Akbar" saat beraksi. Polisi awalnya menggunakan senjata listrik kemudian menembakkan 14 peluru dari revolver servis.

Baca Juga: PM Prancis Tolak Longgarkan Pembatasan Covid-19, Ini Alasannya

Aouissaoui memasuki Prancis dari Italia - melakukan perjalanan melalui kota Bari, Italia pada 9 Oktober - setelah sampai di pulau Lampedusa, Mediterania, pada 20 September.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI