Suara.com - Sekitar 130 anggota Dinas Rahasia Amerika Serikat atau Secret Service yang bertugas menjaga Presiden Donald Trump dikarantina karena tertular covid-19.
Menyadur CNBC, Sabtu (14/11/2020), jumlah ini setara dengan 10 pesen total tim Secret Service.
Washington Post adalah media pertama yang memberitakan hal ini pada Jumat (13/11). Menurut narasumber, virus ini diduga menyusup masuk ketika kampanye Donald Trump.
Kala itu, Trump ngotot melanjutkan jadwal kampanye dalam minggu-minggu menjelang pemilu.
Baca Juga: Trump Terus Berkhayal Pemilu Dicurangi, Harus Dipaksa Keluar Gedung Putih
Ia mengadakan pengumpulan massa besar-besaran dan dikritik karena kurang memperhatikan protokoler kesehatan.
Tak cuma anggota Secret Service yang bertumbangan, infeksi covid-19 juga baru-baru ini menyerang tokoh-tokoh penting di lingkaran Trump dan Gedung Putih.
Sebut saja Kepala Staf Mark Meadows, penasihat kampanye Corey Lewandowski, dan direktur urusan politik Gedung Putih Brian Jack.
Laporan ini muncul ketika virus corona melonjak di seluruh negeri, dengan lebih dari 153.400 kasus baru pada hari Kamis, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Juru bicara Secret Service menolak untuk merilis berapa banyak karyawan yang dinyatakan positif COVID-19 atau dikarantina, dengan alasan privasi dan keamanan.
Baca Juga: Pejabat Berjatuhan, Kali Ini Direktur Politik Gedung Putih Positif Corona
"Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja kami adalah yang terpenting bagi Secret Service dan, oleh karena itu, kami terus menilai persyaratan yang diperlukan untuk beroperasi selama pandemi."
"Dan kami memastikan tetap siap dengan staf penuh untuk melaksanakan misi perlindungan dan investigasi terpadu kami yang kritis, baik di antaranya telah terdegradasi oleh pandemi," jelas juru bicara Secret Service dalam sebuah pernyataan.