Suara.com - Amnesty International melaporkan hasil investigasi mereka tentang pembantaian warga sipil di Ethiopia. Menyadur situs resmi amnesty.org pada Sabtu (14/11), korban pembantaian ini diperkirakan mencapai ratusan.
Warga sipil diduga dibawa ke kota Mai-Kadra di zona Barat Daya wilayah Tigray Ethiopia pada 9 November malam dan disiksa sampai mati.
Organisasi Crisis Evidence Lab sudah memverifikasi secara digital foto dan video mengerikan dari mayat yang berserakan di kota atau dibawa dengan tandu.
Berdasarkan citra satelit, itu merupakan gambar baru dan citra satelit mengarahkan lokasi itu pada kota Mai-Kadra di negara bagian Tigray barat (14.071008, 36.564681).
"Kami telah memastikan pembantaian sejumlah besar warga sipil, yang tampaknya adalah buruh harian yang sama sekali tidak terlibat dalam serangan militer yang sedang berlangsung."

"Ini adalah tragedi mengerikan yang hanya waktu yang akan menjawabnya karena komunikasi di Tigray tetap ditutup," kata Deprose Muchena, Direktur Amnesty International untuk Afrika Timur dan Selatan.
Selanjutnya, Amnesty International mendesak pemerintah untuk memulihkan semua komunikasi ke Tigray sebagai tindakan akuntabilitas dan transparansi untuk operasi militernya di wilayah tersebut.
"Serta memastikan akses tanpa batas ke organisasi kemanusiaan dan pemantau hak asasi manusia."
Amnesty International berjanji akan mengupayakan segala cara untuk mendokumentasikan dan mengungkap pelanggaran HAM oleh semua pihak dalam konflik.
Baca Juga: Pembantaian Tewaskan 54 Orang di Ethiopia, Ternak Dijarah dan Rumah Dibakar
Menurut saksi dan gambar yang diverifikasi, sebagian besar mayat ditemukan di pusat menara, dekat Bank Komersial Ethiopia, dan di sepanjang jalan yang keluar ke kota tetangga Humera.