Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dunia tengah mengalami krisis yang sangat hebat akibat pandemi Covid-19, termasuk negara-negara ASEAN. Lebih dari 30 juta orang juga disebut bakal kehilangan pekerjaan di ASEAN.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 (ABIS 2020) bertema “Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive” yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam, secara virtual.
"Lebih dari 30 juta masyarakat di ASEAN terancam kehilangan pekerjaan. Semua kalkulasi ekonomi dan bisnis harus dihitung ulang," uja Jokowi, Sabtu (14/11/2020).
Jokowi kemudian menekankan pentingnya optimisme, karena di tengah tantangan tersebut, masih terdapat peluang. Salah satunya yakni percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang, di saat banyak aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan harus dilakukan secara virtual.
Berdasarkan laporan Sekjen PBB, Jokowi menyebut jaringan seluler telah menjangkau lebih dari 95 persen populasi dunia.
Pada Juni 2020, terdapat 441 juta orang atau sekitar 65 persen populasi ASEAN adalah pengguna internet.
"Ketergantungan dunia terhadap teknologi digital semakin tinggi. Lebih dari 1,5 milyar anak harus belajar dari rumah, ratusan juta orang harus bekerja dengan platform virtual, online shopping meningkat tajam. Kondisi ini tentu memberikan peluang besar untuk mempercepat transformasi digital," tutur dia.
Tak hanya itu, Jokowi menyebut potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai US$ 200 milyar pada tahun 2025, baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital.
Menurutnya, transformasi tersebut dihadapkan pada sejumlah tantangan yang harus diantisipasi dan dimitigasi.
Baca Juga: Jokowi Janji Hilangkan Kategori Masyarakat Sangat Miskin di 2024
"Banyak jenis usaha lama yang tutup, banyak jenis pekerjaan lama yang tutup. Sekitar 56 persen pekerjaan di lima negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi. Kedua, digital gap di negara ASEAN juga masih sangat besar. Penetrasi internet belum merata di seluruh negara ASEAN. Dari 10 negara, hanya 3 negara yang memiliki penetrasi internet di atas 80 persen," tutur dia.