Deretan Pejabat Klaim Pemilu 2020 Paling Aman dalam Sejarah Amerika

Jum'at, 13 November 2020 | 20:34 WIB
Deretan Pejabat Klaim Pemilu 2020 Paling Aman dalam Sejarah Amerika
Ilustrasi pemilu (Unsplash/5Element)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deretan pejabat pemilu AS membantah tuduhan Donald Trump tentang pemilu yang penuh kecurangan. Mereka bahkan mengklaim pemilu 2020 adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika.

Menyadur Bloomberg Jumat (13/11), pernyataan ini dikuatkan dengan kesaksian para ahli di sektor swasta yang mengatakan "kepercayaan penuh pada keamanan dan integritas."

"Pemilu 3 November adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika," kata para pejabat dalam sebuah pernyataan hari Kamis.

Mereka juga mengakui adanya banyak klaim dan peluang yang tidak berdasar untuk informasi yang salah tentang proses pemilihan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Amerika Serikat Melonjak, IHSG Tumbang di Akhir Pekan

"Tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus atau kehilangan suara, mengubah suara, atau dengan cara apa pun dikompromikan," lanjut pernyataan itu.

Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)
Gestur Donald Trump usai memberikan keterangan pers di Gedung Putih terkait penghitungan suara Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)

Deretan pejabat pemilu AS yang turut menandatangani pernyataan ini adalah Dewan Koordinasi Pemerintah Infrastruktur Pemilu dan Dewan Koordinasi Sektor Infrastruktur Pemilu.

Masing-masing dewan bertanggung jawab atas informasi antara pejabat negara bagian, lokal dan federal juga pihak-pihak yang mencakup pemilik dan operator infrastruktur pemilu.

Di antara 10 pejabat itu ada Benjamin Hovland sebagai Ketua Komisi Bantuan Pemilihan AS, dan Bob Kolasky, asisten direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur, bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Pejabat penting di badan keamanan siber, termasuk ketua Christopher Krebs akan mengundurkan diri atau berharap akan dipecat karena Trump menolak untuk menyerah.

Baca Juga: Joe Biden Berbicara ke Para Pemimpin Eropa: Amerika Telah Kembali

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI