Suara.com - Sekitar 26 orang dipastikan tewas akibat hantaman topan Vamco yang memicu banjir di Filipina, hanya beberapa minggu setelah negara itu dilanda badai terkuat tahun ini, Goni.
Menyadur Al Jazeera, Jumat (13/11/2020), Vamco menyapu Manila dan provinsi di sekitarnya, memicu banjir terburuk di ibu kota dalam beberapa tahun terakhir.
Setidaknya 14 orang masih dinyatakan hilang akibat Vamco, topan ke-21 yang melanda Filipina sepanjang 2020 ini.
Sejak menguat pada Kamis (12/11), Vamco membuat puluhan ribu rumah terendam banjir, mengakibatkan jalan raya utama berubah bak sungai.
Baca Juga: Sungai Meluap, Dua Desa di Pelalawan Terendam Banjir
Banyak daerah dibiarkan tanpa aliran listrik atau pasokan air pada Jumat pagi, saat banjir mulai surut.
Kota Marikina, salah satu daerah di ibu kota yang paling terpukul, penduduknya mulai membersihkan puing-puing dan lumpur dari rumah mereka dan menumpuk harta benda yang terkubur longsor, seperti mesin cuci, televisi, sofa dan sepeda, ke jalanan kota.
"Kami hanya akan menghentikan pencarian dan penyelamatan jika pejabat setempat memberi tahu kami bahwa semua orang telah diselamatkan," kata juru bicara badan bencana, Mark Timbal.
Badan bencana mengatakan telah menyelamatkan sekitar 6.000 orang di pinggiran Manila, di mana banyak warga berlindung di atap rumah.
Puluhan korban tewas termasuk dua pria yang tenggelam, serta seorang anak yang terimbun tanah longsor di provinsi Camarines, tenggara Manila.
Baca Juga: Anies Klaim Banjir di Jakarta Bisa Surut 6 Jam, Dinas SDA: Tak Semua Lokasi
Korban tewas lain, yang berasal dari provinsi Cavite, merupakan tiga orang yang tertimpa reruntuhan sebuah gedung.
Pihak berwenang berjanji untuk mendistribusikan makanan dan kebutuhan pokok lainnya kepada para korban, yang kebanyakan masih berupaya bangkit setelah kawasannya dilanda topan Molave dan Goni beberapa pekan lalu.
Juru bicara kepresidenan, Harry Roque, mengatakan pemerintah telah berupaya bertindak cepat dalam menghadapi topan Vamco.
"Sayangnya kami tidak bisa berbuat apa-apa terhadap air banjir yang naik terlalu cepat, tapi kami pastikan tidak ada yang tertinggal," katanya.
Pemerintah menyebut banyak warga yang mengabaikan perintah untuk pergi dari rumah menuju tempat evakuasi. Ketika air naik dengan cepat, mereka tidak siap.
Vamco, topan kedelapan yang melanda Filipina dalam dua bulan terakhir, kini menguat dan melaju menuju Vietnam, di mana banjir dan tanah longsor juga telah terjadi dalam satu bulan terakhir, menewaskan 160 orang.