Suara.com - Kepolisian Daerah Papua mempunyai terobosan kreatif dan inovatif melalui pembuatan produksi film Layar lebar dengan judul "Si Tikam Polisi Noken" yang bertujuan untuk mengangkat budaya dan adat istiadat masyarakat Papua.
Kepala Biro SDM Polda Papua Kombes Ade Djaja Subagdja mengatakan Si Tikam merupakan nama orang yang berprofesi sebagai anggota Polri, ia anak dari keluarga yang tidak mampu dan ditinggalkan oleh orang tuanya sejak dia masih kecil dan dijadikan anak angkat oleh seorang anggota TNI.
Ade mengatakan untuk persiapan dalam pembuatan film ini dalam rangka pra produksi yang pertama, polda melaksanakan casting atau audisi.
Diakui, peserta pemain film berlaku untuk semua dari masyarakat dan anggota polisi.
Di sini ada yang unik, yang terpilih casting hampir semuanya anggota polisi. Ini dikarenakan peran tersebut dituntut untuk mempunyai keahlian bela diri dan akting.
Persyaratan untuk pemeran utama Si tikam ini, menurut Ade. harus mempunyai keahlian empat bela diri salah satunya yakni wing chun, ini inspirasi dari melihat film-film asal China yang selalu mempunyai produksi film yang luar biasa dan bisa masuk ke tingkat internasional.
Dalam persiapan ini, menurut Ade, polda melibatkan personel gabungan sebanyak kurang lebih 1.000 orang yang terdiri dari anggota Polri dan juga anggota TNI serta ada juga dari masyarakat umum.
"Saat ini casting sudah selesai, kita sudah dapat peran utama, peran pembantu maupun peran figuran. Selain melibatkan personil, film ini juga melibatkan pejabat-pejabat dari kepolisian khususnya Polda Papua," kata dia.
Dari anggota Polri yang dilibatkan dari Satker Satker Polda Papua, sebagai contoh dari Brimob, Dalmas dan yang dikedepankan adalah personel Polri asli Papua.
"Karena film Polisi Noken ini mengangkat budaya dan adat masyarakat asli Papua," kata Ade.
Ia menyebut film Si Tikam Polisi Noken ini merupakan asli produk dari Polda Papua, semua keunikan film ini, dari mulai dari eksekutif produser, produser, sutradara, cameramen sampai editing, termasuk juga peran-peran melibatkan personel Polri.
"Produser film ini yakni Kapolda Papua Irjen Pol Drs Paulus Waterpauw dan Sutradaranya saya sendiri. Pembuatan Film ini banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat dan para pejabat utama Polda Papua," ujarnya.
Skenarionya sudah lama dipersiapkan hampir dua bulan yang lalu dan selesai pada bulan Oktober 2020.
Untuk pembuatan naskahnya, pihaknya menggandeng orang dari luar serta lokasi syuting semua di wilayah Jayapura, yakni pasir enam Kota Jayapura dan wilayah Sentani dan di asrama TNI.
Ada beberapa kendala dalam pembuatan film yakni saat ini sedang pandemi COVID-19 maka untuk semua pemeran akan dilaksanakan test swab guna memastikan tidak adanya pemeran yang terjangkit virus corona.
Kombes Ade menyebut, saat ini pihaknya sedang melaksanakan latihan kering atau gladi, karena film ini tidak mengisahkan drama melainkan action.
"Yang utama kita mengangkat masalah suku, budaya, adat dan tugas polisi yang luar bisa menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," kata dia.
Rencana untuk melaksanakan syuting pada akhir bulan November sampai awal Desember 2020, dan ditargetkan akan selesai pada bulan Desember 2020.
Rencananya, film ini akan kita tayangkan di layar lebar Bioskop XXI pada malam Tahun Baru 2021, jika di malam tahun baru tidak memungkinkan untuk ditayangkan terkait masih adanya pandemi COVID-19.
"Kami rencanakan paling lambat film tersebut akan tayang pada bulan Februari 2021, mudah-mudahan film ini bisa disukai oleh masyarakat," kata Ade. [Antara]