Suara.com - Seorang bule asal Australia ditangkap Kepolisian Denpasar terkait kepemilikan barang haram dan mengungkapkan jika obat tersebut adalah obat dari narkoba.
Menyadur 7 News, Travis McLeod, berasal dari Fremantle, setelah diketahui memiliki puluhan kilo kratom, sejenis obat psikotropika di villanya.
Pria 49 tahun tersebut kemudian dijadwalkan akan menjalani persidangan di pengadilan Denpasar awal pekan ini dengan tuduhan mencoba membeli kurang dari satu gram sabu-sabu.
Menurut laporan Daily Telegraph, setelah menangkap McLeod karena diduga membeli 0,8 gram metamfetamin, polisi diduga menemukan lima jerigen etanol, tujuh botol berbagai macam bahan kimia.
Baca Juga: WNI Minta Perlindungan di Australia: Susah Hidup Sebagai LGBT di Indonesia
Selusin loyang, tiga wadah Tupperware berisi kratom bubuk hijau, alat pengolah obat dan perlengkapannya, termasuk bong juga ditemukan di vila McLeod.
Berbicara kepada wartawan di luar pengadilan, McLeod mengatakan kratom, tanaman asli Asia Tenggara yang legal di Indonesia tetapi ilegal di 17 negara termasuk Australia, harus "dilegalkan".
"Seharusnya tidak difitnah dalam masalah seperti itu," ujar McLeod sembari mengenakan baju oranye. "Kratom adalah jawaban untuk semua masalah narkoba ... semua penyakitnya." tegasnya.
McLeod terancam hukuman 12 tahun penjara dan denda 775.000 dolar (sekitar Rp 7 miliar) untuk kepemilikan metamfetamin.
Diketahui bahwa McLeod telah tinggal di Bali selama dua setengah tahun dan telah menghabiskan waktu untuk mengadvokasi legalisasi kratom.
Baca Juga: Australia Mulai Produksi Vaksin Covid-19
Profil Facebook McLeod penuh dengan video tentang dirinya yang berburu kratom di hutan Kalimantan, memakan daunnya langsung dari pohon, dan memberikan informasi tentang obat tersebut dan seharusnya manfaatnya bagi penderita nyeri kronis.
McLeod memiliki dua bisnis di Australia - satu di Perth dan lainnya di Melbourne - yang menjual produk untuk membantu orang lulus tes narkoba.
Ketika McLeod membuka Freo's Finest di Richmond pada tahun 2015, rekanan bisnisnya Alex McLeod memberi tahu Herald Sun bahwa mereka menyediakan layanan yang dapat membantu orang-orang agar "tidak kehilangan pekerjaan". Bisnis tersebut menjual urine palsu dan sampo detoksifikasi.