Selingkuh dengan Perempuan Bersuami, Pendeta Ditembak di Depan Gereja

Selasa, 10 November 2020 | 14:37 WIB
Selingkuh dengan Perempuan Bersuami, Pendeta Ditembak di Depan Gereja
Ilustrasi penembakan pistol (Unsplash/Max keinen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus penembakan di depan sebuah gereja ortodoks di Prancis yang melukai satu pendeta ternyata dipicu oleh perselingkuhan.

Aksi penembakan, yang awalnya dikhawatirkan sebagai ulah teroris, terjadi di depan gereja Ortodoks Yunandi di kota Lyon pada akhir Oktober lalu.

Menyadur New York Post, Selasa (10/11/2020), Nikolaos Kakavelakis, si pendeta, saat itu dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi serius usai ditembak dua kali di bagian dada, dari jarak dekat.

Penyelidikan teranyar mengungkap Kakavelakis diserang oleh seorang pria yang merupakan suami dari perempuan yang menjalin hubungan gelap dengannya.

Baca Juga: Cedera Paha, Houssem Aouar Dicoret dari Skuat Prancis

Pendeta berusia 40 tahun itu mengatakan kepada penyelidik bahwa ia telah diserang akibat perselingkuhannya dengan perempuan asal Rusia bernama Lela K.

Seorang tentara berjaga di lokasi penembakan, gereja ortodoks Kota Lyon, Prancis, 31 Oktober 2020. AFP /Filippe Desmazes)
Seorang tentara berjaga di lokasi penembakan, gereja ortodoks Kota Lyon, Prancis, 31 Oktober 2020. AFP /Filippe Desmazes)

Jaksa mengatakan tersangka penembakan telah Kakavelakis telah ditangkap. Ia diidentifikasi sebagai Giorgi P.

"(Tersangka) ternyata adalah suami dari seorang perempuan yang berselingkuh dengan korban," beber jaksa, pekan lalu.

Giorgi disebutkann bersikeras tidak berniat untuk menghabisi nyawa sang pendeta ketika ia melancarkan tembakan dengan melalui senjata laras pendek.

Sementara Kakavelakis, disebutkan telah menyerahkan berkas pengunduran diri ke gejera sesaat setelah dinyatakan pulih dari kritis.

Baca Juga: Pasangan Kamu Tunjukkan Sikap Ini, Awas Tanda Selingkuh

Penembakan di gereja Ortodoks Lyon terjadi pada 31 Oktober, tiga hari setelah serangan di Basilika Notre-Dame yang menewaskan tiga orang, dengan satu perempuan terpenggal.

Serangan ini juga terjadi dua pekan setelah pembunuhan Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI