Kapan Situasi Rawan Penularan Covid-19 Saat Anda Gowes, Ini Kata Para Pakar

Senin, 09 November 2020 | 15:07 WIB
Kapan Situasi Rawan Penularan Covid-19 Saat Anda Gowes, Ini Kata Para Pakar
Adaptasi Kebiasaan Baru Masyarakat. (Dok : Kemkes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia di awal 2020, masyarakat praktis membatasi kegiatan di luar rumah. Apalagi kemudian pemerintah DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seiring berjalannya waktu, pakar-pakar kesehatan menyatakan, salah satu cara untuk menghindari penularan Covid-19 adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh. Adapun cara untuk mendapat imunitas, antara lain melakukan olahraga ringan di masa pandemi atau melakukan kegiatan yang menyenangkan.

Nah, terkait olahraga dan kegiatan yang menyenangkan, sebagian besar masyarakat mulai melirik kegiatan bersepeda. Ketua Bike to Work Indonesia, Poetoet Soedarjanto mengatakan, sejak pandemi, pilihan olahraga yang ada hanya tiga, yaitu jalan kaki, lari, dan sepeda.

“Masyarakat kebanyakan memilih sepedaan, karena kita bisa menempuh jarak yang lebih jauh ketimbang lari atau jalan kaki. Inilah kemudian mengapa pilihan bersepeda sangat tinggi saat pandemi, sampai hari ini,” katanya, dalam Seminar Online Bareng Komunitas Sepeda, Yuk Sepedaan Sehat dan Aman di Era Adaptasi Kebiasaan Baru, melalui zoom meeting, Jakarta, Sabtu (7/11/2020).

Baca Juga: 3 Tips Aman Naik Sepeda Motor di Musim Hujan

Poetoet menyatakan setuju, bila bersepeda bukan sekadar mampu meningkatkan sistem imunitas dan meningkatkan kesehatan tubuh, tapi juga mampu meningkatkan kebugaran tubuh.

“Tapi sekali lagi, tetap ingat protokol kesehatan, sesuai yang direkomendasikan pemerintah,” katanya.

Kapan Situasi Rawan Penularan saat Gowes?
Soal bersepeda dengan protokol kesehatan pun ditekankan lagi oleh Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dr. Riskiyana S. Putra M.Kes. Ia mengatakan, pihaknya mengapresiasi para pesepeda yang sudah mematuhi Gerakan 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

“Saya juga mengapresiasi, sekitar 91,8 persen masyarakat sudah mau menggunakan masker saat beraktivitas, 86,2 persen membawa hand sanitizer, dan 90 persen warga sudah rajin mencuci tangan,” katanya, di acara yang sama.

Namun tetap saja ada sebagian masyarakat yang belum mematuhi 3 M.

Baca Juga: Aman Naik Sepeda Motor di Musim Hujan, Perhatikan Tips Berkendara Ini

“Sekitar 55 persen masyarakat menganggap, ketidakpatuhan ini disebabkan karena tidak adanya sanksi yang diterapkan pemerintah kepada mereka yang melanggar,” tambah Riski.

Di era pandemi, Riski menyebut, bersepeda boleh saja dilakukan, asal 3 M dipatuhi. Namun awas, ada situasi-situasi rawan yang patut diwaspadai pegowes, agar tidak tertular Covid-19.

“Situasi paling rawan penularan Covid-19 terjadi saat pesepeda istirahat, saat mereka mau makan, membuka masker, dan akhirnya obrolan terjadi,” ujarnya.

Riski menyebut, pada saat sepedaan, ketika jarak pesepeda satu dengan lainnya jauh, maka hal ini tidak menimbulkan risiko penularan. Lain halnya saat mereka bertemu untuk istirahat.

“Momen inilah yang patut diwaspadai. Seharusnya, sama dengan saat bersepeda, saat istirahat pun, pesepeda sebaiknya memberlakukan aturan yang sama, jaga jarak, cuci tangan saat akan menyentuh makanan atau minuman, dan hindari untuk ngobrol,” ujarnya.

Kalau aturan-aturan ini sudah dipahami, Riski menambah 2 pesan lain yang harus ditaati pesepeda.

“Mereka yang suka bersepeda, sebaiknya jaga pola makan dengan menu seimbang. Seimbang artinya, menyantap makanan sumber karbohidrat, sumber protein, sayur dan buah, dengan porsi yang seimbang. Kemudian waktu untuk istirahat dan kerja pun harus seimbang, jangan berlebihan salah satunya,” ujarnya.

Tips Aman Bersepeda di saat Pandemi
Pada acara yang sama, Founder Indonesia Folding Bike Community, Azwar Hadi Kusuma memberikan sejumlah tips yang selalu dilakukannya saat bersepeda. Azwar selalu melakukan 3 tahapan, yang diharapkannya juga bisa diterapkan oleh para pecinta olahraga sepeda dimanapun mereka berada.

Ketiga tahapan yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19 itu dibaginya menjadi 3, yaitu persiapan bersepeda, saat bersepeda, dan selesai bersepeda (sampai rumah).

Berikut tipsnya dalam Persiapan Bersepeda;
• Pastikan tubuh sehat dan bugar;
• Pastikan kondisi sepeda prima;
• Rencanakan rute yang aman, tidak melewati pasar, dan jangan melalui jalan yang terlalu ramai;
• Atur waktu bersepeda, sebaiknya di pagi hari;
• Pakai pakaian tertutup, kaos kaki, sepatu, baju lengan panjang dan celana panjang (termasuk helm, masker, sarung tangan bila perlu);
• Jangan lupa bawa masker cadangan, bawa hand sanitizer, botol minum dengan tutup.

Saat Bersepeda
• Sebaiknya bersepeda sendiri, atau bila bersama dengan kelompok, maka paling banyak 5 orang;
• Lebih baik bersepeda dengan orang-orang yang dipastikan sehat, atau dengan keluarga saja;
• Jaga jarak depan, belakang dan samping saat bersepeda;
• Patuhi rambu-rambu lalulintas;
• Hindari sosialisasi, saat istirahat makan-minum bareng.

Selesai Bersepeda (Sampai Rumah)
• Sepeda taruh di luar rumah dan hindari kontak fisik dengan orang rumah;
• Sebisa mungkin semua pakaian dan perlengkapan sepeda dibuka di luar;
• Semprot semua barang dan sepeda dengan air disinfektan;
• Mandi dan ganti baju yang bersih.

Perubahan Perilaku pada Masyarakat
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penangangan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi menyatakan, di Indonesia telah terjadi perubahan perilaku pada masyarakat secara umum. Perubahan ini terjadi pada individu, keluarga, institusi, komunitas, hingga perubahan perilaku pada wilayah atau masyarakat.

Terkait perubahan perilaku, kemudian hadir masalah utama, yaitu ada masyarakat yang patuh protokol kesehatan, namun ada juga yang setengah patuh dan tidak patuh sama sekali.

"Perlu adanya upaya dalam mendorong perilaku di masyarakat, terutama bagi masyarakat yang setengah patuh atau yang tidak patuh sama sekali kepada protokol kesehatan," ujar Sonny.

Menurutnya, perlu ada intervensi yang diberlakukan, yaitu berupa insentif, hukuman, nasihat dan dorongan, keempat hal ini menjadi motivasi dari luar sehingga masyarakat berubah perilakunya. Sedangkan motivasi dari dalam jenis intervensi berupa kebutuhan, kepentingan, kemanfaatan serta mengajak orang lain.

Upaya mendorong perubahan perilaku masyarakat, salah satunya bisa dilakukan oleh komunitas bersepeda yaitu menjadi role model perubahan dengan menerapkan 3 M dan protokol kesehatan; menjaga pola hidup sehat dengan kegiatan olahraga, salah satunya sepeda serta mengonsumsi gizi seimbang; tentunya juga dengan melakukan sosialisasi dan edukasi melalui kegiatan komunitas.

Upaya mendorong perubahan perilaku masyarakat, salah satunya bisa dilakukan oleh komunitas bersepeda yaitu menjadi role model perubahan dengan menerapkan 3 M dan protokol kesehatan; menjaga pola hidup sehat dengan kegiatan olahraga, salah satunya sepeda serta mengonsumsi gizi seimbang; tentunya juga dengan melakukan sosialisasi dan edukasi melalui kegiatan komunitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI