Dunia Menanti Amerika yang Baru di Bawah Joe Biden

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 09 November 2020 | 06:48 WIB
Dunia Menanti Amerika yang Baru di Bawah Joe Biden
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memberi isyarat setelah berbicara pada malam pemilihan di Chase Center di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat pada awal 4 November 2020. [ANGELA WEISS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Para pendukung Joe Biden merayakan kemenangan Joe Biden pada Pemilu AS 2020 di dekat Gedung Putih, Washington, AS, Sabtu (7/11/2020).  [ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP]
Para pendukung Joe Biden merayakan kemenangan Joe Biden pada Pemilu AS 2020 di dekat Gedung Putih, Washington, AS, Sabtu (7/11/2020). [ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP]

Biden akan melakukan pendekatan yang berbeda sama sekali dari pendahulunya, Trump, baik dalam konteks politik dalam negeri maupun internasional, demikian proyeksi Ahmad Khoirul Umam, Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Paramadina.

"Kepemimpinan Biden akan menjadi evaluasi dan koreksi total atas pendekatan dan kepemimpinan yang dijalankan oleh Donald Trump," kata Umam.

Menurut Umam, Trump dalam empat tahun jabatannya telah menjadi seorang tokoh yang erratic--sulit ditebak sikapnya, serta menampilkan karakter politik luar negeri yang nasionalistik, cenderung melihat ke dalam, dan "tidak terlalu menaruh respek pada nilai yang selama ini dipegang dalam tradisi politik AS."

Evaluasi itu termasuk soal sikap AS dalam menjalin relasi multilateral, misalnya dalam isu penanganan pandemi Covid-19, keamanan nuklir, juga respons global terhadap perubahan iklim.

Yang terbaru, di tengah situasi puncak pandemi pada awal Juli 2020, Trump menyatakan AS mengundurkan diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah menuduh lembaga itu tidak transparan dan condong kepada China dalam menyikapi wabah.

Sebelumnya, 8 Mei 2018, Trump mengumumkan AS mundur dari perjanjian nuklir Iran, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan memilih menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran--suatu keputusan yang menjadi salah satu titik ketegangan AS-Iran hingga saat ini.

Dan hanya dalam waktu setahun setelah menjabat, tepatnya 1 Juni 2017, Trump mengumumkan bahwa AS akan menarik diri dari keikutsertaan pada Kesepakatan Paris--perjanjian negara-negara dunia untuk menanggulangi perubahan iklim dengan komitmen mengurangi emisi karbon yang diinisiasi pada 2015.

Berdasarkan ketentuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), AS harus menunggu hingga 4 November 2019 untuk memulai proses satu tahun sebelum akhirnya resmi keluar dari perjanjian tersebut pada 4 November 2020.

Sehari setelahnya, Biden menyatakan pemerintahannya nanti akan membawa AS kembali pada Kesepakatan Paris itu. Untuk WHO dan JCPOA, sebelumnya Biden juga telah menjanjikan hal serupa.

Baca Juga: Melania Trump "Berkicau" di Twitter Membela Suaminya setelah Kalah

"Biden, sebagai penantang, akan melakukan langkah-langkah koreksi terhadap Trump yang dinilai bertolak belakang dengan karakter dasar AS. Biden juga akan mengembalikan tradisi liberalisme sebagaimana janji-janji restorasi kebijakan liberal AS yang disampaikan ketika ia berkampanye," tutur Umam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI