Positif Corona dan Kerja Lembur, Petugas Pemilu AS Meninggal Saat Tidur

Minggu, 08 November 2020 | 10:57 WIB
Positif Corona dan Kerja Lembur, Petugas Pemilu AS Meninggal Saat Tidur
Amerika Serikat [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang petugas Pemilu AS yang bertugas sebagai pengawas hakim pemilihan Missouri meninggal saat tidur setelah dinyatakan positif corona.

Menyadur CNN pada Sabtu (07/11), dari rilis Departemen Kesehatan diketahui jika petugas tersebut sudah menerima hasil tes positif pada 30 Oktober namun tidak mengikuti anjuran untuk karantina selama 14 hari.

Departemen Kesehatan Masyarakat St. Charles County juga mengatakan petugas ini tetap bekerja di tempat pemungutan suara di St. Charles pada hari Selasa.

Pihak Departemen Kesehatan langsung melakukan pelacakan di TPS yang berkaitan dan menyarankan 9 petugas lain dari tempat yang sama untuk melakukan tes Covid-19.

Baca Juga: Bagaimana Joe Biden Mengubah Kebijakan Luar Negeri Konfrontatif Trump?

Sementara itu, Washington Post melaporkan sang petugas bekerja lembur selama 15 jam ketika pemilihan umum berlangsung. Kurt Bahr, Direktur Otoritas Pemilu St. Charles County  mengatakan ia meninggal saat tidur pada Selasa malam atau Rabu pagi.

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Menurut Bahr, saudara perempuan petugas yang sama-sama bekerja sebagai petugas pemilu sangat terkejut atas kematian ini dan tak mengetahui tentang diagnosis Covid-19.

"Dia sama terkejutnya," kata Bahr. "Keluarganya tidak menyadari bahwa dia dinyatakan positif. Sejauh yang saya mengerti, satu-satunya orang yang tahu adalah pasangan dari hakim."

Hakim lain yang bekerja di situs Blanchette Park menelepon kantor Bahr untuk mencari tahu siapa yang mengidap penyakit itu, katanya.

"Hakim itu kurang lebih mengatakan tidak ada yang tampak sakit. Tidak ada yang terlihat memiliki gejala (virus corona."

Baca Juga: Kutip Hadis Rasulullah, Ini Janji Joe Biden Kepada Umat Islam Jika Menang

Bahr mengatakan county memiliki banyak hakim yang siaga saat hari pemilihan, jadi dia tidak yakin mengapa wanita itu merasa harus bekerja.

Petugas hanya dibayar USD 175 atau setara Rp 2,5 juta untuk hari itu, dan Bahr berpikir bukan uang yang menjadi motivasinya, melainkan rasa tanggung jawab sipil.

Jelas sangat mengecewakan untuk mengetahui hal ini. Pertama, dia meninggal dan dua, bahwa dia tahu dia sakit dan tetap memilih untuk bekerja," kata Bahr.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI