Suara.com - Sosiolog Musni Umar sependapat dengan analisis mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai bahwa rencana kepulangan pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab ke Indonesia ada sangkut paut dengan geopolitik Amerika dan China.
"Analisis Pigai saya sependapat. AS tidak happy Indonesia seperti di masa Orla dekat ke China. Ini harus dilawan. Yang bisa lawan hanya umat Islam. Persoalannya, tidak punya pemimpin yang bisa mempersatukan. Kecuali HRS. Sudah lama berusaha pulang, sekarang kok bisa lancar," kata Musni melalui media sosial yang dikutip Suara.com, baru-baru ini.
Dalam analisisnya, Pigai menyebut Indonesia tengah dihantam badai politik besar. Badai politik besar yang dimaksud adalah persoalan antara Amerika dengan China. Pemerintah sudah menjauh dari relasi dengan Amerika.
“Kita sudah lama bergaul dengan Amerika. Sementara Indonesia kini punya rekan baru China. Ya, jadi dalam suasana sekarang, harus dibaca mengapa Mike Pompeo (Menlu AS) datang ke sini, Prabowo diundang ke AS, kemudian Habib Rizieq pulang ke RI,” kata Pigai, Jumat (6/11/2020).
Menurut Pigai, Amerika sedang mesra dengan pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, Amerika bisa saja membantu proses administrasi kepulangan Rizieq Shihab.
Sebab, rentetan kepulangan tersebut terjadi setelah kunjungan Prabowo Subianto ke Amerika Serikat.
“Arab Saudi teman dekat Amerika, ketika admnistrasi Habib Rizieq diselesaikan Arab, kemudian dikaitkan Prabowo ke AS, lalu Pompeo ke Indonesia. Dalam konteks ini Habib Rizieq diinginkan oleh Amerika. Dalam konteks ini, menurut saya, Habib Rizieq harus dikaitkan dengan Amerika. Artinya Amerika bisa saja bolehkan Habib Rizieq pulang,” kata Pigai dalam laporan Hops.
Menurut Pigai sudah sejak lama Amerika memainkan perannya atau memetakan konflik pada suatu negara lewat pihak-pihak yang dipercaya.
Dalam klasifikasinya, kata Pigai, tentu saja konteksnya harus datang dari sosok mayoritas, keagamaan, dan suku.
Baca Juga: Natalius Pigai: Amerika Serikat Ingin Habib Rizieq Pulang ke Indonesia
“Karena apa, gaya politik AS ini tidak mungkin main ke Natalius Pigai. Saya orang Kristen, minoritas. Nah kalau kita dianiaya pasti cari Amerika, Eropa jelas, tidak mungkin cari ke Arab Saudi kan. Tetapi intinya, tidak mungkin AS main melalui saya. Dia akan main melalui mayoritas, orang yang dari mayoritas,” katanya.