Suara.com - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ronnie Higuchi Rusli mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan eks Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengerjai Rizal Ramli saat masih menjadi Menko Kemaritiman.
Ia mempertanyakan etika dan kepatutan Jokowi beserta JK sebagai seorang kepala negara yang justru mengerjai anak buahnya sendiri.
Hal itu disampaikan oleh Ronnie melalui akun Twitter miliknya @ronnie_rusli.
"Harus dipertanyakan etikanya dan kepatutannya, 'pantaskah' presiden atau wapres mengerjai pembantunya?" kata Ronnie seperti dikutip Suara.com, Sabtu (7/11/2020).
Baca Juga: Stafsus Milenial Perintahkan Mahasiswa, Veronica Koman: Emangnya Lho Siapa?
Ronnie yang pernah menjadi anak buah Rizal Ramli di Kemenko Kemaritiman mengatakan, kinerja Rizal Ramli ketika memimpin kementerian tersebut sangat baik.
"Penilaian saya, pekerjaan pak RR Kemenko Maritim sangat baik dari record DwT dan Blok Gas Masela jadi di darat. Apa yang terjadi sekarang ya itu akibat dari mengerjai Menkonya," ungkap Ronnie.
Dalam cuitan terpisah, Ronnie membuat perumpamaan terkait kinerja Rizal Ramli.
Menurutnya, jika pemerintahan jokowi menyebut kinerja Rizal Ramli kala itu buruk, maka kinerja menteri Jokowi lainnya jauh lebih buruk.
"Kalau sekelas pak @ramlirizal dianggap pemerintah kinerjanya sebagai Menko Maritim jelek, maka semua kinerja menteri-menteri kabinet saat ini lebih jelek dari kinerja pak Rizal Ramli," ungkapnya.
Baca Juga: Sebut Mantan Wapres JK Raja Pembohong, Rizal Ramli: Sampai Diundur 3 Jam
Tak hanya itu, Ronnie juga mengajak publik untuk duduk dan menyaksikan perkembangan selanjutnya. Waktu akan menjawab semua ucapan Ronnie tersebut.
"'Time will tell' sabar dan nonton saja," tukasnya.
Jokowi-JK Kerjai Rizal Ramli
Eks Wakil Presiden Jusuf Kalla mengisahkan momen ketika dirinya dan Presiden Jokowi mengerjai Rizal Ramli terkait pencopotan dari kabinet. Rizal Ramli saat itu mendesak alasan dirinya dicopot dari Menteri Koordinator Maritim.
Mulanya, Jusuf Kalla menceritakan Jokowi memanggil Rizal Ramli ke Istana Negara untuk menyampaikan Rizal dicopot dari kabinet. Jokowi menjelaskan kepada Rizal pencopotan ini karena ada kebutuhan.
“(Jokowi) Jelaskan demi kebaikan kabinet, (Rizal) akan diganti, dia menolak, apa salah saya? Banyak omongnya,” ujar JK.
Lantaran Rizal nggak terima dan terus ngotot kenapa dia dicopot dari kabinet, akhirnya muncul niatan ngerjain Rizal.
Teringat cara ngerjain Rizal itu, JK mengatakan merasa kasihan dengan Rizal Ramli.
“Saya kasihan sampai sekarang,” kata JK mengingat momen itu.
Cara ngerjain Rizal kala itu, Jokowi meminta Rizal untuk tenang dulu dan diminta menunggu sebentar di sebuah ruangan di Istana Negara. Sembari Rizal menunggu, Jokowi dan JK berdalih mau bicara di ruang lain, dan menunggu Rizal bisa berpikir tenang.
“Setelah diajak bicara dia tak mengerti. Apa buktinya? Pokoknya kita perlu perbaikan (jawabnya Jokowi) Karena ngomong terus, akhirnya Prsiden minta kita pindah ke kamar lain di Istana. (Rizal) suruh duduk di situ, sambil kita selesaikan yang lain,” kisah JK.
Maksud Jokowi dan JK meninggalkan Rizal Ramli supaya ekonom senior itu bosan dan pulang keluar Istana. Tapi Rizal tampaknya belum puas, dan masih menunggui terus Jokowi dan JK di Istana Negara.
“Jam 10 (malam) Jokowi tanya ke ajudan, eh masih ada di sana nggak. Ajudan bilang masih ada. (Jokowi bilang ke ajudan) Kamu diam-diam saja ya, saya mau pulang. Saya dan Jokowi pelan-pelan tinggalkan Rizal Ramli. Kita pulang sama-sama sudah tenang-tenang kita pulang. Nanti kalau tanya, dan setelah setengah jam, Rizal tanya presiden mana, sudah pulang. Kasihan juga dia marah-marah,” ujar JK.
JK menuturkan pada intinya alasan Jokowi mencopot Rizal Ramli dari kabinet lantaran sang ekonom ini dinilai tak bisa bekerja sama dalam tim dan dengan anak buahnya.
“Jadi tak bisa koordinasi, tak bisa kerjasama. Cuman itu,” kata JK.