Terawan Disebut Sukses Tangani Covid, Ahli: Kemenkes Salah Baca Surat WHO

Sabtu, 07 November 2020 | 12:22 WIB
Terawan Disebut Sukses Tangani Covid, Ahli: Kemenkes Salah Baca Surat WHO
Menkes Terawan Agus Putranto (Screengrab WHO)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di kala pandemi Covid-19 belum selesai dan masih menyisakan banyak PR, kabar menghebohkan muncul dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim Terawan diundang WHO karena sukses menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Tentu, hal ini mengundang tanda tanya besar yang membuat ahli wabah dari Universitas Indonesia, Pandu Riono angkat bicara.

Dilansir dari hops.id-- jaringan Suara.com, menurut Pandu, Kemenkes telah melakukan kesalahan dalam membaca isi surat WHO.

Baca Juga: Menkes Terawan Sebut Nama Luhut di Panggung WHO dan Berita Populer Lainnya

Kicauan Ahli Wabah soal Terawan. (Twitter/@drpriono1)
Kicauan Ahli Wabah soal Terawan. (Twitter/@drpriono1)

Oleh karena itu, alih-alih karena sukses, Terawan diundang WHO karena perlu adanya evaluasi penanganan Covid-19.

Terawan diundang telekonferensi dengan menteri kesehatan tiga negara lainnya untuk berbagi pengalaman penanganan Covid-19 dengan WHO.

“Suratnya tidak salah ketik. Hanya yang baca yang tidak akurat mempersepsikan, kapan lagi bisa bilang berhasil, walaupun pada kenyataannya gelombang pertama belum terlampui, toh sudah sibuk mengingatkan kemungkinan gelombang kedua. Itulah Indonesia,” tulis Pandu di akun Twitternnya @drpriono1, Kamis (05/11/2020).

Juru wabah ini mengatakan kalau surat WHO aslinya ingin menegur Indonesia dengan cara halus dalam penanganan Covid-19.

Sederhananya, Indonesia akan diulas rapornya dalam penanganan Covid-19 lantaran bahasa diplomatik WHO halus dalam surat itu.

Baca Juga: Pengangguran di Jakarta Melonjak, Anies Sebut Faktor Pandemi Covid-19

“Besok (Jumat ini) ada pembagian rapor kinerja respon wabah Covid19. Semua penilaian akan dikemas dengan bahasa diplomatik agar pemerintah Indonesia bisa mawas diri, untuk perbaikan respons yang lebih terkoordinasi, terencana, termonitor, berdampak pada pengendalian kasus,” imbuhnya.

Pandu menambahkan, ketika WHO menyatakan Indonesia sukses melaksanakan Intra-Action-Review (IAR) penanganan corona, itu bukan berarti Indonesia sukses tangani Covid-19.

IAR, tutur Pandu, merupakan peninjauan atas kelemahan suatu negara dalam penanganan corona serta solusinya. IAR dilakukan semua pemangku kepentingan di Indonesia yang dikoordinasikan Kemenkes.

Pandu mengupas kinerja Satgas Covid-19 selama menangani pandemi ini perlu ditingkatkan.

Ia mengakui Satgas Covid-19 bisa bertahan dalam gelombang pertama Covid-19 tapi mesti waspada menghadapi kemungkinan munculnya gelombang berikutnya.

"Prestasi Satgas Covid-19 berhasil mempertahankan posisi bertahan di gelombang pertama, naik terus menuju puncak dengan kebijakan yang selalu kontradiksi. Gelombang kedua otomatis tak akan terjadi, gelombang pertama belum tuntas,” ucap Pandu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI