Pandemi Memburuk Lagi, Paris Tutup Toko Malam Hari

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 06 November 2020 | 00:05 WIB
Pandemi Memburuk Lagi, Paris Tutup Toko Malam Hari
Destinasi di Paris Selain Eiffel atau Louvre (Google Maps)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Paris akan memberlakukan lebih banyak pembatasan untuk mengekang pandemi COVID-19 yang memburuk, termasuk mengharuskan lebih banyak toko tutup pada malam hari.

Wali Kota Paris Anne Hidalgo kepada BFM TV mengatakan pembatasan itu akan mencakup penutupan toko-toko tertentu, yang menjual makanan dan minuman untuk dibawa pulang, pada pukul 22.00 waktu setempat.

Aturan itu akan menggantikan penguncian nasional yang telah diberlakukan di seluruh Prancis.

Presiden Emmanuel Macron memberlakukan penguncian baru bulan lalu, memaksa toko dengan produk tidak mendesak --seperti toko-toko yang bukan menjual makanan pokok atau obat-obatan-- untuk tutup, dan mengharuskan orang-orang menyiapkan dokumen yang ditandatangani jika mereka akan ke luar ke jalan.

Baca Juga: Dunia Kecewa Amerika Serikat Mundur dari Perjanjian Paris

Namun, pihak berwenang Prancis percaya lebih banyak tindakan diperlukan di Paris karena mereka merasa masih ada terlalu banyak orang di ibu kota pada larut malam, terlepas dari penguncian yang diberlakukan.

Penguncian dan pembatasan baru akibat COVID-19 telah memicu perlawanan di seluruh Eropa bahkan ketika negara-negara, termasuk Prancis dan Spanyol, bergulat menangani rekor infeksi harian dan rumah-rumah sakitnya berada di bawah tekanan.

Sebuah sumber pemerintah Prancis mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa mereka telah mencatat ada pesta, penyambutan, dan makan malam pribadi yang berlangsung di Paris sehingga diperlukan tindakan yang lebih ketat.

"Ketika kita melihat orang-orang tidak mematuhi aturan main, dan karena itu membahayakan kesehatan banyak orang, saat itulah kita perlu menerapkan pembatasan baru," kata Hidalgo.

Pada Rabu (4/11), Prancis melaporkan 40.558 kasus baru COVID-19 dan 385 kematian, menjadikan total jumlah kematian negara itu akibat COVID menjadi 38.674, sementara jumlah total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi mencapai sekitar 1,5 juta. [Reuters/Antara]

Baca Juga: Amerika Resmi Keluar dari Kesepakatan Paris, Jepang Sangat Menyesalkan

REKOMENDASI

TERKINI