Bongkahan Es Terbesar di Dunia Sedang Menuju Georgia Selatan

SiswantoBBC Suara.Com
Kamis, 05 November 2020 | 18:45 WIB
Bongkahan Es Terbesar di Dunia Sedang Menuju Georgia Selatan
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bongkahan es terbesar di dunia, yang dikenal sebagai A68a, sedang menuju Georgia Selatan yang merupakan bagian dari teritori Inggris.

Bongkahan raksasa dari Antartika itu berukuran sebesar pulau Atlantik Selatan, dan ada kemungkinan kuat ia akan mendarat di lepas pantai wilayah yang dikenal sebagai suaka margasatwa.

Jika itu terjadi, ia bisa menjadi ancaman besar bagi populasi penguin dan anjing laut di wilayah tersebut.

Rute yang biasa diambil hewan-hewan untuk mencari makan bisa terganggu, sehingga mereka tidak bisa mendapatkan cukup makanan bagi anak-anak mereka.

Baca Juga: Salju di Antartika Mencair, Ilmuwan Temukan Mumi Penguin Purba

Dan sudah dipastikan bahwa semua makhluk yang hidup di dasar laut akan hancur saat A68a mendarat — gangguan yang perlu waktu sangat lama untuk pulih.

"Ekosistem bisa dan akan bangkit kembali tentu saja, tetapi ada bahaya bahwa jika gunung es ini memang mendarat di sana, ia bisa diam di sana selama 10 tahun," kata Profesor Geraint Tarling dari British Antarctic Survey (BAS).

"Dan itu akan membuat perbedaan yang sangat besar, tidak hanya untuk ekosistem Georgia Selatan, tapi juga ekonominya," katanya kepada BBC News.

Georgia Selatan adalah semacam kuburan bagi bongkahan-bongkahan es terbesar dari Antartika.

Mereka dibawa dari Benua Putih oleh arus yang kuat, kemudian mendarat di bagian dangkal landas kontinen yang mengelilingi pulau terpencil itu. Kejadian seperti ini sudah berkali-kali terjadi.

Baca Juga: Kecepatan Pencairan Es di Antartika dalam Skenario Terburuk

A68a - yang berbentuk seperti tangan dengan jari yang menunjuk - telah mengambang di "lorong gunung es" ini sejak lepas dari Antartika pada pertengahan 2017. Sekarang ia berada hanya beberapa ratus kilometer dari barat daya teritori Inggris tersebut.

Dengan luas yang kira-kira setara dengan daerah Somerset di Inggris (4.200 kilometer persegi), bongkahan es itu beratnya ratusan miliar ton. Namun ketipisan relatifnya (kedalaman terendam mungkin 200m atau kurang) berarti ia bisa terhanyut sampai ke pantai Georgia Selatan sebelum berlabuh.

"Sebuah gunung es yang mendekat akan sangat berdampak pada tempat predator darat mencari makan," kata Prof Tarling.

"Saat Anda berbicara tentang penguin dan anjing laut dalam periode yang sangat penting bagi mereka – selama membesarkan anak – jarak yang harus mereka tempuh untuk mencari makanan sangatlah penting. Jika mereka harus ambil jalan memutar, itu berarti mereka tidak akan kembali sebelum anak-anak mereka mati kelaparan. "

Ketika bongkahan es yang disebut A38 mendarat di Georgia Selatan pada tahun 2004, mayat anak penguin dan anjing laut yang tak terhitung jumlahnya ditemukan di pantai terdekat.

Sang peneliti dari BAS sedang dalam proses mengatur sumber daya yang dibutuhkan untuk mempelajari A68a di Georgia Selatan, jika skenario terburuk terjadi dan A68a mendarat di salah satu daerah produktif utama untuk satwa liar dan industri perikanan lokal.

Kemungkinan dampaknya beragam — dan tidak semuanya negatif, katanya.

Contohnya, bongkahan es itu membawa debu dalam jumlah besar yang akan menyuburkan plankton laut di sekitarnya, dan manfaat ini kemudian akan mengalir ke rantai makanan.

Meskipun citra satelit menunjukkan A68a berada dalam jalur langsung menuju Georgia Selatan, namun ia mungkin saja lolos. Segalanya mungkin, kata spesialis pemetaan dan penginderaan jauh di BAS, Dr Peter Fretwell.

"Arus bisa membawanya pada apa yang tampak seperti lingkaran aneh di sekitar ujung selatan Georgia Selatan, sebelum kemudian memutarnya di sepanjang tepi landas kontinen dan kembali ke barat laut. Tapi sangat sulit untuk memastikan apa yang akan terjadi," katanya kepada BBC News.

Rekannya, Dr Andrew Fleming mengatakan akan mengirim permintaan ke Badan Antariksa Eropa untuk mendapatkan lebih banyak citra satelit, terutama dari dua pesawat ruang angkasa radar Sentinel-1.

Pencitra ini bekerja pada panjang gelombang yang memungkinkan mereka melihat menembus awan sehingga mereka dapat melacak bongkahan es itu tanpa terganggu kondisi cuaca.

"A68a itu spektakuler," kata Dr Fleming. "Gagasan bahwa benda itu masih dalam satu bagian besar sebenarnya luar biasa, terutama mengingat retakan besar pada tubuhnya yang bisa Anda lihat dalam citra radar. Saya perkirakan harusnya benda itu sudah pecah sekarang.

"Jika ia berputar di sekitar Georgia Selatan dan mengarah ke utara, ia akan mulai pecah. Ia akan segera masuk ke perairan yang lebih hangat, dan gelombang laut terutama akan mulai mencairkannya."

REKOMENDASI

TERKINI