Merasa Dicurangi, Penasihat Spiritual Trump: Mari Lawan Konfederasi Iblis!

Kamis, 05 November 2020 | 16:01 WIB
Merasa Dicurangi, Penasihat Spiritual Trump: Mari Lawan Konfederasi Iblis!
Presiden AS, Donald Trump. [Mandel Ngan/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Proses penghitungan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 kian memanas.

Kekinian, Joe Biden sementara unggul cukup jauh dari Donald Trump.

Hal itu membuat para pendukung Donald Trump meradang. Beberapa dari mereka bahkan mengatakan Pilpres kali ini penuh dengan kecurangan.

Penasihat Presiden Donald Trump, Paula White diketahui baru saja menggelar doa agar pemimpin pilihannya menang kembali.

Baca Juga: Pilpres AS Makin Panas! Pendukung Donald Trump Demo Kepung Kantor KPU

Dengan menggebu-gebu, Paula tampak murka saat mengetahui hasil sementara pertarungan sengit Joe Biden dan Donald Trump.

Video Paula White saat melantunkan doa secara lantang mendadak viral di media sosial usai dibagikan oleh akun Twitter @RightWingWatch, Kamis (5/11/2020).

Tangkapan Layar Video Doa Menggebu-gebu Paula White, Penasihat Spiritual Trump (Twiter/rightwingwatch).
Tangkapan Layar Video Doa Menggebu-gebu Paula White, Penasihat Spiritual Trump (Twiter/rightwingwatch).

"Penasihat Spiritual Kepresidenan Paula White saat ini sedang memimpin layanan doa secara berapi-api untuk mengamankan terpilihnya kembali Donald Trump," tulis narasinya seperti dikutip Suara.com.

Pada bagian pertama, Paula mengatakan saat ini malaikat tengah berkumpul guna bersama-sama membantu kemenangan Donald Trump.

"Malaikat sedang datang kemari dalam kuasa Yesus dari Afrika, Amerika Selatan, sebagai bala bantuan untuk tugas suci (kemenangan Donald Trump)," ungkapnya.

Baca Juga: Kubu Trump Gugat Tiga Negara Bagian AS, Tuntut Hentikan Penghitungan Suara

Lebih lanjut, Paula pun mengucapkan bahwa Tuhan telah mengatur kemenangan Donald Trump untuk kedua kalinya ini. Dia sangat yakin akan hal itu.

"Aku mendengar suara kemenangan. Tuhan mengatakan itu telah dilaukan. Apa yang ku dengar, kemenangan, kemenangan, kemenangan!" ucap dia semangat.

Kerasnya, Paula White dalam doa itu mengatakan kini pihaknya telah bertempur melawan 'konfederasi iblis' yang berusaha menggagalkan kemenangan Donald Trump.

Dalam doanya, Paula juga mengucapkan kalimat dalam bahasa latin secara berulang yang menyiratkan bahwa ia sangat yakin Donald Trump akan menang.

Pelantunan doa yang diucapkan oleh Paula White mendadak jadi sorotan. Hingga artikel ini diturunkan, video itu telah lebih dari 1 M kali ditayangkan.

Lihat video selengkapnya di sini.

Donald Trump Ajukan Gugatan Penghitungan Suara Ulang

Dilansir dari The Guardian (5/11/2020), Donald Trum telah berjanji untuk membawa pemilu ini ke mahkamah agung (supreme court) pada Rabu petang waktu setempat, menggugat untuk menghentikan penghitungan suara di dua negara bagian dan meminta penghitungan ulang.

Namun saat ini belum ada bukti bahwa tuntutan tersebut membawa efek pada hasil pemilu.

Vanita Gupta, presiden dan CEO Leadership Conference on Civil and Human Rights (CEO Konferensi Kepemimpinan tentang Hak Sipil dan Hak Asasi Manusia) mengatakan bahwa rakyat Amerika harus percaya bahwa suara mereka akan tetap dihitung. Ia juga memperingatkan mengenai sejarah disinformasi pemungutan suara oleh Trump.

"Dia semakin putus asa, semakin tidak berdasar tuduhan mengenai cara negara menghitung suara, tentang proses demokrasi kita dan otoritasnya sendiri atas proses ini," kata Gupta.

Sebenarnya proses pengadilan pasca pemilu adalah hal normal. Tuntutan hukum selalu diajukan pada hari pemilihan atau hari sesudahnya sebagai respons atas masalah seperti kerusakan peralatan, kesalahan pencetakan atau pemilihan yang tak dibuka tepat waktu.

Tahun ini hal tersebut berada di bawah pengawasan yang lebih ketat karena presiden telah menghabiskan tahun itu dengan sering membuat klaim tak berdasar mengenai kecurangan pemilu.

Agar tuntutan Trump bisa dipenuhi, surat suara yang harus diperebutkan harus berjumlah cukup besar, atau setidaknya hasilnya berpotensi untuk menentukan hasil pemilu.

Hingga Rabu malam, para ahli hukum pemilu mengatakan bahwa tak satupun dari tuntutan hukum ini memenuhi dua kualifikasi tersebut.

"Kasus ini tampaknya tidak terlalu kuat, mereka juga tampaknya tak signifikan dalam soal suara," kata Paul Smith, wakil presiden untuk mitigasi dan strategi di Pusat Hukum Kampanye.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI