David Lipson Jurnalis di AS: Situasi Pilpres di Sini seperti Indonesia

Kamis, 05 November 2020 | 14:26 WIB
David Lipson Jurnalis di AS: Situasi Pilpres di Sini seperti Indonesia
Kolase Donald Trump dan Prabowo Subianto (kiri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jurnalis di Amerika Serikat mengakui, situasi politik pada masa pemilihan presiden di negeri Pakde SAM tahun 2020 terasa sama seperti kala Indonesia menggelar dua kali pilpres yang mempertemukan Jokowi - Prabowo Subianto sebagai seteru.

"Serasa seperti politik Indonesia," tulis David Lipson, kepala biro ABC News di Washington DC Amerika Serikat.

Hasil perolehan suara elektoral sementara hingga artikel ini diterbitkan, Joe Biden masih unggul dengan 264 suara dibandingkan dengan Trump yang hanya mengantongi 213 suara, menurut data yang ditampilkan The Guardian.

Meskipun perhitungan surat suara masih belum rampung, Donald Trump sudah membuat sebuah pidato yang mengklaim kemenangannya.

Baca Juga: Jumlah Wanita Pribumi yang Berhasil Terpilih di Pemilu AS Catatkan Rekor

Cuitan David Lipson yang menyamakan kondisi pilpres AS dengan Indonesia.[Twitter]
Cuitan David Lipson yang menyamakan kondisi pilpres AS dengan Indonesia.[Twitter]

"Jutaan dan jutaan orang memilih kami malam ini, dan sekelompok orang yang sangat sedih sedang mencoba untuk mencabut hak kelompok orang tersebut dan kami tidak akan mendukungnya," ujar Donald Trump saat berpidato di Gedung Putih.

"Kami akan memenangkan pemilihan ini dan sejauh yang saya khawatirkan kami sudah memenangkannya." tegas Trump.

Bukan hanya mengklaim kemenangan, kubu Trump juga berencana akan menghentikan perhitungan dan menuntut Joe Biden 'mencuri' suara.

Kejadian tersebut sama seperti ketika Menteri Pertahanan saat ini dan lawan Jokowi saat itu yakni Prabowo Subianto mendeklarasikan kemenangan pada pilpres tahun 2014 dan 2019.

Tahun 2019, Prabowo Subianto mengklaim kemenangan sebanyak tiga kali bahkan hingga menggelar konferensi pers di kediamannya di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan, pada Kamis (18/4/2019) sore.

Baca Juga: Pemilu Amerika Serikat: Joe Biden Sebut Mobil Listrik dan Tekan Emisi

Dalam konferensi pers tersebut, Prabowo Subianto mengajak serta wakilnya saat itu, Sandiaga Uno. Di dua konferensi pers sebelumnya, Sandiaga Uno tidak menampakkan batang hidungnya.

"Saudara-saudaraku sebangsa dan se-Tanah Air. Pada sore ini, saya Prabowo Subianto menyatakan bahwa saya dan saudara Sandiaga Salahudin Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2019 - 2024 berdasarkan perhitungan lebih dari 62 persen real count yang telah direkapitulasi," ujar Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno.

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto sujud syukur setelah mengklaim menang Pilpres 2019 dengan perolehan suara mencapai 62 persen, Rabu (17/4/2019). [Twitter]
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto sujud syukur setelah mengklaim menang Pilpres 2019 dengan perolehan suara mencapai 62 persen, Rabu (17/4/2019). [Twitter]

Sebelumnya bahkan Prabowo Subianto sampai melakukan sujud syukur karena menurut perhitungan timnya, ia unggul 62 persen dari Jokowi.

Unggahan David Lipson tersebut kemudian mengundang beragam komentar yang juga menyamakan kondisi politik di Indonesia dengan AS.

Akun Ali Jahid Muin menuliskan komentar yang memprediksi susunan kabinet ketika presiden AS sudah terpilih.

"Komposisi kabinet AS 2021-2025, Presiden: Trump, Menteri Pertahanan: Biden, Menteri Pendidikan: Zuckerberg," tulisnya.

Komentar tersebut merujuk pada susunan kabinet Jokowi yang menunjuk Prabowo Subianto, pesaingnya saat pilpres, menjadi Menhan, sedangkan bos perusahaan startup Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan.

"Cara Trump mengklaim kemenangannya mirip dengan Prabowo di pemilihan presiden Indonesia. Nyatanya, Jokowi menang. Kemudian dia menunjuk Prabowo menjadi Menteri Pertahanan, jika Biden menang, Trump harus menjadi Menteri Pertahanan juga!" tulis akun Daniel H.T.

Ada juga yang berkomentar agar David berhati-hati. "Hati-hati dengan pernyataan Anda ... karena orang Indonesia memiliki "cebong atau buzzeRp (kami menyebutnya seperti itu)" mereka akan melaporkan Anda ke kantor polisi ... tetapi saya bangga dengan Anda tuan ... pernyataan yang baik & benar ... Anda tahu apa yang orang Indonesia rasakan," tulis akun @followers_ulama.

"Orang Indonesia lebih kreatif. Mereka menggambarkan masing-masing pendukung Presiden Joko Widodo yang disebut CEBONG (kependekan dari kecebong) dan Prabowo Subianto disebut KAMPRET (kelelawar kecil). Wajah tersenyum dengan mulut terbuka dan mata tertutup rapat" tulis akun @BudiWdp.

Saat pilpres di Indonesia tahun 2019, sempat terjadi fenomena kubu cebong dan kampret. Kubu cebong disebut pendukung Jokowi, sedangkan kampret ke pihak Prabowo.

Namun kedua kubu tersebut kemudian dinetralisir saat kedua capres bertemu di sebuah kesempatan konferensi pers.

"Tidak ada lagi yang namanya 01 tidak ada lagi yang namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda. Garuda Pancasila," ujar Jokowi saat jumpa pers bersama Prabowo di Stasiun MRT Istora Mandiri, Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI