Suara.com - Panasnya suhu politik Amerika Serikat (AS) imbas dari pemilihan presiden tahun ini menjadi perhatian dunia khususnya Indonesia. Mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno merasa ketegangan Pilpres Amerika Serikat 2020 tidak jauh berbeda isunya dengan yang terjadi di Indonesia
Pilpres AS 2020 yang mempertemukan Joe Biden melawan Donald Trump kali ini digadang-gadang bakal berdampak besar bagi perekonomian tanah air. Sandiaga Uno juga ikut mengamati kontestasi politik AS itu dan menganalisis dampak ekonominya.
Sandiaga memaparkan analisisnya itu saat menjadi narasumber dalam program acara Kabar Khusus Pilpres Amerika yang diunggah di kanal YouTube Talk Show tvOne.
"Bagi saya, baik Biden maupun Trump akan memperhitungkan posisi Indonesia yang sangat strategis," ujar Sandiaga menjawab pertanyaan pembawa acara dikutip Suara.com, Kamis (05/11/2020).
Baca Juga: Bukan Kardus, Seperti Ini Kotak Suara Pemilu di Amerika
Bagi Sandiaga, siapa pun yang memenangkan Pilpres Amerika Serikat, Indonesia harus sesuai dengan prinsip politik luar negerinya yang bebas aktif.
"Ya harus berteman, bersahabat dengan siapa pun yang dipilih oleh rakyat Amerika," imbuhnya.
Ia menguraikan, isu utama Pilpres Amerika Serikat tahun ini tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia.
"Saya lagi mengamati data-data awal dari exit pol yang menyatakan isu utama adalah ekonomi, termasuk lapangan pekerjaan, beban biaya hidup, cicilan rumah maupun cicilan kendaraan yang semakin tersendat-sendat," urai Sandiaga.
"Yang kedua adalah isu tentang perpecahan atau kesenjangan, terutama result devide, yang ketiga baru Covid-19. Ini mirip-mirip dengan keadaan kita di Indonesia," sambungnya.
Baca Juga: Ruhut Sitompul Sebut Kalau Biden Menang, Prabowo Wassalam, Kok Bisa?
Oleh karena itu, Indonesia menurut Sandiaga harus mempersiapkan langkah strategisnya untuk menyikapi hasil akhir Pilpres AS kali ini.
"Jadi menurut saya, kalau melihat situasi yang sangat ketat, kita sabar menunggu, namun kita harus bergerak cepat sekali karena siapapun yang terpilih nanti kita harus mulai satu strategi," kata dia lagi.
Sandiaga membeberkan, ekonomi tanah air di tengah pandemi kali ini tidak terlalu buruk. Apalagi, selama 5 tahun terakhir ekonomi Indonesia mendapatkan surplus dalam hubungan perdagangannya dengan Amerika.
"Namun ada tiga defisit, dari segi pangan, energi dan manufacturing yang kita masih mengalami defisit. Ini yang harus kita dorong," terang Sandiaga.
Pada intinya menurut Sandiaga, Indonesia saat ini sangat strategis dan diperhitungkan lebih-lebih dalam menyongsong tahun 2045.
Sebab, negara ini digadang-gadang bakal menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke empat di dunia.
Simak video selengkapnya di sini.