Sejak Tahun 2000, SJP Catat 46 Jurnalis Palestina Dibunuh Militer Israel

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 05 November 2020 | 12:28 WIB
Sejak Tahun 2000, SJP Catat 46 Jurnalis Palestina Dibunuh Militer Israel
Pria Palestina mengumpulkan harta bendanya setelah kediamannya dihancurkan pasukan Israel di Lembah Yordan, wilayah jajahan Israel Tepi Barat, Senin (19/10/2020). [Antara/Reuters/Raneen Sawafta/NZ/djo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sindikat Jurnalis Palestina atau SJP pada Rabu (4/11/2020) mengatakan bahwa Israel telah membunuh lebih dari 46 insan pers Palestina sejak Intifada Al-Aqsa meletus pada tahun 2000.

Hal ini terungkap dalam aksi unjuk rasa yang digelar di depan markas PBB di Jalur Gaza pada Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas atas Kejahatan terhadap jurnalis.

Wakil ketua SJP, Tahseen al-Astal, meminta PBB untuk mengemban tanggung jawabnya dalam melindungi jurnalis dan mengadili pelaku kejahatan Israel terhadap jurnalis Palestina.

"Sindikat setiap tahunnya menghitung antara 500 - 700 serangan pendudukan dan kejahatan (Israel) terhadap jurnalis Palestina dan kini saatnya untuk menghentikan kejahatan ini dan meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan kejahatan dan mereka yang mengeluarkan perintah," kata al-Astal.

Baca Juga: Ngeri! Israel Dilaporkan Bunuh 46 Jurnalis Palestina Sejak Tahun 2000

Ia menekankan bahwa pelanggaran Israel terhadap wartawan "bertujuan untuk membungkam pers sekaligus mencegah gambar faktual tersampaikan kepada dunia."

Israel memiliki sejarah panjang menyasar jurnalis, Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York mendokumentasikan 17 kasus pembunuhan jurnalis terkonfirmasi di Israel dan di wilayah Palestina yang diduduki sejak 1992. Sebanyak 15 jurnalis di antaranya tewas ditembak oleh Israel.

Tahun 2014, ketika Israel meluncurkan serangan masif terakhirnya terhadap Gaza yang diblokade dan menewaskan lebih dari 2.200 warga Palestina, menjadi tahun paling berdarah bagi jurnalis di Palestina. (Antara/Anadolu)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI