Bencana di Jawa Barat 3 Sampai 4 Kali Sehari

Siswanto Suara.Com
Kamis, 05 November 2020 | 00:10 WIB
Bencana di Jawa Barat 3 Sampai 4 Kali Sehari
Ilustrasi bencana angin kencang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan setiap tahun bencana di Jabar antara 1.000 sampai 2.000 kali dan kalau dibagi 365 hari, maka terjadi 3 sampai 4 kali sehari.

"Sebanyak 60 persen bencana hidrologis Indonesia berada di Jabar. Oleh karena itu, kami menginstruksikan semua pihak untuk tidak memfokuskan pada respons ketika bencana terjadi, tetapi juga bagaimana mengantisipasi," kata Ridwan Kamil seusai Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2020-2021 di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (4/11/2020).

Hal itu bertujuan menekan potensi munculnya kerugian berupa harta maupun korban jiwa.

Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) intens meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Akibat Tanah Bergerak, Rumah Warga di Kabupaten Malang Ini Doyong

Koordinasi perlu dilakukan semua pihak, mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, relawan, sampai TNI/Polri, diperkuat.

Potensi bencana hidrometeorologi di Jabar, khususnya Jabar bagian selatan, meningkat akibat adanya fenomena La Nina. La Nina merupakan anomali suhu muka air laut, di mana suhu di laut akan lebih dingin sampai minus satu derajat celcius atau lebih. Dampaknya, terjadi peningkatan curah hujan.

"Saya menitipkan kepada Kepala BPBD, Kapolres, dan Dandim, yang yang berada di selatan Jawa Barat untuk segera menyiapkan skenario. Pertama, bagaimana peringatan dini harus berfungsi," katanya.

"Lalu, evakuasi harus disimulasikan. Bagaimana masyarakat memberhentikan kegiatan, kemudian melakukan evakuasi ke sebuah tempat yang aman. Simulasi evakuasi ini harus segera dilaksanakan," ujarnya.

Pemda Provinsi Jabar juga menyiapkan cetak biru berbudaya tangguh bencana (resilience culture province). Budaya tangguh bencana itu akan ditanamkan kepada seluruh warga melalui pendidikan sekolah sejak dini hingga pelatihan.

Baca Juga: Kepala BKKBN Sebut Perkawinan Anak Bentuk dari Bencana Nasional

"Kita harus dapat memitigasi potensi korban, melakukan edukasi preventif, dan responsif pada saat terjadi bencana," katanya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI