Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung bersama dengan politikus Fadli Zon baru saja mendiskusikan soal pudarnya ide Bung Karno dalam budaya politik Indonesia.
Dilansir YouTube Fadli Zon Official, keduanya menilai ide Presiden Pertama RI tersebut belakangan hanya menjadi lip service.
Sebab, PDIP sebagai partai yang katanya mengikuti ideologinya justru perlahan mulai mengikis dan menenggelamkan gagasan Bung Karno.
Rocky Gerung menengok ke belakang, saat Soekarno tampak garang membela Indonesia di depan pengadilan Belanda pada era 1930-an. Padahal, kala itu negara Indonesia belum ada wujudnya lantaran belum merdeka.
Baca Juga: Rocky Gerung: 2024 Nanti Airlangga Hartarto Presiden, Wapresnya Pak Jokowi
Menurut Rocky Gerung, apa yang dilakukan oleh Bung Karno seharusnya bisa mengilhami generasi penerusnya sekarang.
Namun, Rocky Gerung justru mendapati kondisi berbeda saat membandingkan ide Bung Karno dulu dan sekarang. Sebab, dia menilai Soekarno kini hanya bisa dikenang sebagai keluarga.
Rocky Gerung mengatakan, jejak pikiran Bung Karno hilang entah di mana.
"Akhir tahun 1930-an Soekarno pernah membuat pembelaan dengan retorika kuat yang disebut Indonesia Menggugat di depan Pengadilan Belanda. Coba bandingkan dengan sekarang," ujar Rocky seerti dikutip Suara.com.
"Kita sekarang tinggal kenang nama Soekarno sebagai nama keluarga. Kan ajaib, di mana hilang jejak pikiran itu," sambungnya.
Baca Juga: Habib Zaky Jamin FPI Akhlakul Kharimah saat Sambut Habib Rizieq
Kemudian, Rocky Gerung menyinggung PDIP yang mendeklarasikan partainya berideologi Soekarno.
Akan tetapi, Rocky Gerung menilai PDIP justru sebaliknya. Oleh Rocky, mereka justru dinilai menenggelamkan kenangan eksitensi kehebatan Soekarno di masa lalu.
Padahal Soekarno memiliki segudang kemampuan hebat yang bisa diterapkan sekarang seperti soal perpolitikan global.
"Kalau saya lihat PDIP ideologinya Soekarno, tetapi Soekarno yang ditenggelamkan di masa lalunya. Bukan Soekarno yang diangkat untuk menerangkan global politik. Soekarno orang yang handal di politik global. Itu tidak dimainkan PDIP. Kita tak dengar itu," jelas Rocky lantang.
"Kalau kita uji di mana Bung Karno masih menetap di dalam politik kita. Pada PDIP enggak!" tegasnya.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebut PDIP saat ini malah pro terhadap apa yang dicerca Bung Karno pada era 1930-an yakni tentang eksploitasi manusia. Dilihat dari UU Omnibus Law Cipta Kerja yang salah satunya diinisiasi oleh mereka.
"Sekarang eksploitasi ada di Omnibus Law yang disponsori oleh PDIP," kata Rocky.
Menurutnya, apabila Bung Karno saat ini masih hidup, sudah pasti ia akan mencaci maki PDIP.
Sebab, PDIP bersama dengan Golkar telah bersekutu menghasilkan UU yang sangat pragmatis dan anti kesetaraan sosial.
Rocky Gerung mengatakan, PDIP sudah tidur sekamar dengan Golkar hanya karena alasan pragmatis. Hal itu dirasanya salah besar.
"Kalau Bung Karno masih hidup mungkin caci juga ini partai. Dari segi ideologi bagaimana Golkar bersekutu dengan PDIP menghasilkan UU yang sangat pragmatis dan anti kesetaraan sosial," ucap dia.
"Sekarang mereka tidur sekamar alasan pragmatisme. Lalu Bung Karno dipakai mimpi bersama. Bung Karno mungkin saja di mimpi bilang jangan bawa saya saking gak maunya," tandas Rocky Gerung.