Sejarah Asalnya dari Prancis, Ada Seruan Boikot Pakai BH Alias Bra

Rabu, 04 November 2020 | 16:55 WIB
Sejarah Asalnya dari Prancis, Ada Seruan Boikot Pakai BH Alias Bra
ILUSTRASI - Pemilik swalayan memasang tulisan boikot pada produk Prancis di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (2/11/2020). [ANTARA FOTO/Jojon]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menyinggung umat Islam ternyata berbuntut panjang. Gerakan boikot produk Prancis mendadak ramai diserukan.

Tidak hanya Indonesia, sejumlah negara lain pun secara terang-terangan telah memboikot produk Prancis dari negara mereka.

Santer diberitakan, kebanyakan produk Prancis yang diboikot adalah produk kecantikan, minuman, dan susu bayi. Namun, bagaimana dengan benda yang satu ini?

Linimasa Facebook tengah diramaikan oleh akun Sukma Tom yang mengabarkan bahwa asal muasal kutang atau BH di Indonesia tidak lain diinisiasi oleh orang Prancis bernama Don Lopes Comte de Paris.

Baca Juga: Kiai Banten Mau Bunuh Presiden Prancis Emmanuel Macron: Saya Cekik!

Dalam narasinya, Sukma Tom menulis pria tersebut merupakan mandor yang ditugaskan di Hindia Belanda guna mengawasi proyek pembuatan jalan Anyer - Panarukan.

Tangkapan Layar Unggahan Warganet Sebut Kutang Seperti Sekarang Ternyata Ditemukan Oleh Orang Prancis (Facebook/Sukma Tom).
Tangkapan Layar Unggahan Warganet Sebut Kutang Seperti Sekarang Ternyata Ditemukan Oleh Orang Prancis (Facebook/Sukma Tom).

Lantaran risih melihat wanita telanjang dada, Don Lopes berinisiatif memotong-motong kain, dibentuk sedemikian rupa, sehingga bisa dipakai menutup dada.

"Don Lopes mengulang kata 'Coutant. Coutant. Coutant' yang artinya berharga. Akhirnya dalam ejaan Indonesia disebut kutang," tulisnya.

Dengan ramainya boikot produk Prancis belakangan ini, Sukma Tom mempertanyakan apakah orang-orang akan memboikot kutang juga selepas mengetahui benda itu diinisiasi oleh siapa.

"Jadi yang pada pake BH silahkan boikot ye... Jangan pakai BH," ujarnya.

Baca Juga: Kecam Pernyataan Presiden Perancis, Jawari: Sudah Pantas Jika DIbakar

Cikal Bakal Pertama Kali Tercetus Bra atau Kutang

Dilansir dari Historia, jejak pemakaian bra dimulai sejak abad ke-3, ketika perempuan Romawi membebatkan semacam perban untuk membungkus dada saat berolahraga.

Namun, cikal bakal bra seperti sekarang diluncurkan pertama kali di Paris, Prancis, pada 1889. Desain kutang lebih baru ini dibuat pengusaha bernama Herminie Cardolle. Awalnya, bra tersebut menyerupai korset.

Adapun asal muasal kata 'bra' berasal dari kata 'Brassiere', pertama kali digunakan oleh majalah Vogue pada 1907.

Kendati begitu, bra mulanya jarang digunakan. Sebab para perempuan lebih memilih memakai korset.

Pemakaian bra baru meningkat usai Bernard Baruch, Ketua Dewan Industri Perang Amerika meminta perempuan meninggalkan kebiasaan memakai korset lantaran dianggap membahayakan kesehatan.

Pada 1910, seorang sosialita asal Amerika Mary Phelps Jacob mulai memperkenakan bra modern. Desain miliknya dipantenkan pada 1914.

Bergesernya tren fesyen membuat bra dikembangkan mengikuti zaman. Bra modern mulai diproduksi massa sekitar 1920-an. Namun, saat itu pembuatannya belum meperhatikan ukuran.

Pada 1922, Ida dan William Rosenthal merevolusi bentuk bra. Mereka mulai menciptakan beraneka ukuran yang disesuaikan dengan tubuh wanita.

Singkat cerita, bra lama kelamaan berkembang menjadi busana sehari-hari wanita meskipun sempat diprotes aktivis perempuan.

Asal Muasal Tercetusnya Kata Kutang

Historia, majalah prestisius di Indonesia yang fokus pada sejarah, pernah menerbitkan artikel tentang asal muasal kutang alias BH.

Dalam artikel berjudul Di Balik Sejarah Kutang, tertulis budayawan Remy Sylado dalam novel berjudul "Pangeran Diponegoro" menjelaskan asal muasal istilah kutang tercetus saat digarapnya proyek pembangunan Jalan Raya Pos Anyer - Panarukan.

Don Lopez, seorang pejabat Belanda yang ditugaskan di sana risih melihat perempuan pekerja bertelanjang dada. Akrhinya, ia memotong secarik kain putih dan memberikannya kepada salah satu dari mereka.

Dalam bahasa Prancis, Don Lopez berkata,"tutup bagian yang berharga (coutant) itu".

Berkali-kali Don Lopez mengucap kata "coutant... coutant" yang kemudian terdengar sebagai kutang oleh para pekerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI