Rocky Gerung mengatakan, buntunya pemikiran ini membuat pemerintah sedikit-sedikit menyebut hoaks pendapat yang kontra dengannya.
"Akibatnya ketika rakyat bikin kontra pendapat langsung dibilang hoaks. Bahkan distempel oleh kominfo. Jadi keadaan kita diperburuk oleh narasi tidak intelek," imbuh Rocky.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyinggung usaha para pendahulu bangsa yang berusaha membebaskan masyarakat dari belenggu penjajahan.
Menurutnya, orang-orang yang berkuasa zaman dulu lebih intelek dan terbuka dengan kontra narasi. Bertolak belakang dengan rezim pemerintahan Jokowi.
Rocky Gerung menuturkan, dahulu Indonesia dihasilkan dari pikiran kritis para intelektual. Sayangnya, saat ini pemerintah malah cenderung anti pikiran.
Dengan sindiran keras, Rocky Gerung menyebut rezim pemerintahan Jokowi saat ini lebih terkesan memamerkan borgol saja.
"Kita punya itu (pikiran kritis) di masa lalu. Tapi tiba-tiba yang kita punya sekarang UU Omnibus Law Cipta Kerja dengan logika compang camping dan pembelaan asal-asalan. Dulu intelektual Indonesia menghasilkan negara dengan pikiran. Sekarang, rezim ini anti pikiran," ucap Rocky.
"Orang yang anti pikiran gampang dibaca. Apa? Yang dipamerkan adalah borgol, bukan narasi kritis. Jadi pikiran bahkan diborgol," kata dia.
Baca Juga: Geruduk Kedubes Prancis, Massa Minta Jokowi Putus Hubungan Diplomatik