Pendukung Lama Terkikis, Trump Dapat Kekuatan Baru Pemilih Latin

Erick Tanjung Suara.Com
Rabu, 04 November 2020 | 13:40 WIB
Pendukung Lama Terkikis, Trump Dapat Kekuatan Baru Pemilih Latin
Presiden AS, Donald Trump. [Mandel Ngan/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seiring ditutupnya pemungutan suara di Amerika Serikat pada Selasa (3/11/2020), survei exit poll Edison Research memberikan sejumlah pemahaman terkait isu-isu utama yang mendorong pemilihan presiden serta perkiraan awal atas dukungan pemilih.

Berikut sejumlah sorotan dari jajak pendapat, yang didasarkan pada wawancara langsung dengan pemilih pada hari Selasa kemarin di pusat pemungutan suara awal sebelum Hari Pemilu dan wawancara telepon dengan orang-orang yang memberikan suara melalui surat.

Kekuatan Baru Dari Pemilih Latin

Dalam laporan yang muncul pada malam pemilihan, Presiden petahana dari Partai Republik Donald Trump menunjukkan kekuatan yang mengejutkan dengan pemilih keturunan Latin di negara-negara bagian kunci seperti Florida dan Texas.

Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat, Sementara Joe Biden Unggul Tipis dari Donald Trump

Di Florida, menurut exit poll, dukungan para pemilih keturunan Latin terbagi untuk Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Joe Biden. Pada 2016, Trump hanya memenangkan empat dari 10 pemilih Latin dalam pertarungan melawan calon Demokrat Hillary Clinton. Secara keseluruhan, dia memenangkan tiga dari 10 pemilih nonkulit putih dibandingkan hanya menang dua dari 10 empat tahun lalu.

Trump mempertahankan keunggulannya di antara pemilih kulit putih. Menurut jajak pendapat Edison Research, enam dari 10 pemilih kulit putih mengatakan mereka memberikan suara untuk Trump, angka yang tidak berubah dari 2016.

Salah satu prioritas kampanye Trump yakni memenangkan para pemilih keturunan Kuba-Amerika di Florida Selatan yang padat, dengan menekankan kebijakan garis keras pemerintah terhadap Kuba dan Venezuela.

Di Texas, empat dari 10 pemilih Hispanik memberikan suara untuk Trump, menunjukkan peningkatan tiga angka dibandingkan 2016, menurut exit polls di negara bagian itu.

Jajak pendapat nasional Edison menunjukkan meski Biden mengungguli Trump di antara pemilih non-kulit putih, Trump telah menerima proporsi yang sedikit lebih tinggi dari suara non-kulit putih dibandingkan 2016. Jajak pendapat tersebut menunjukkan bahwa sekitar 11 persen pemilih Afrika-Amerika, 31 persen Hispanik dan 30 persen Asia-Amerika memilih Trump, naik 3 poin persentase dari 2016 di antara ketiga kelompok tersebut.

Baca Juga: Donald Trump akan Konpers: Saya Menang Besar, Mereka Coba Mencurinya

Basis Lama Trump Terkikis

Trump mungkin membutuhkan performanya yang membaik dengan pemilih non-kulit putih untuk mengimbangi kekalahan di basis politik tradisionalnya. Dia tampak kehilangan dukungan dari para pemilih pria berkulit putih dan populasi lebih tua di negara bagian Georgia dan Virginia, yang merupakan bagian-bagian kunci dari basis pemilih Partai Republik, menurut jajak pendapat Edison.

Meski Trump masih memenangkan mayoritas suara dari para pemilih tersebut, beberapa beralih mendukung Biden, sebagaimana dilaporkan dalam exit polls.

Jajak pendapat Edison menunjukkan Trump memenangkan suara tujuh dari 10 pemilih pria berkulit putih di Georgia, angka yang menurun dari tahun 2016 saat Trump unggul delapan dari 10 atas Clinton.

Meski Trump memenangkan enam dari 10 pemilih berusia 65 tahun ke atas di Georgia, angka tersebut turun dari tujuh dari 10 pada 2016.

Di Virginia, Trump memenangkan enam dari 10 pemilih berkulit putih tanpa gelar sarjana, turun dari tujuh dari 10 pada tahun 2016. Dia juga memenangkan suara dari enam dari 10 pemilih pria berkulit putih di Virginia, turun dari 2016 di mana dia memenangkan suara tujuh dari 10 pemilih.

Dalam kabar yang lebih membesarkan hati sang presiden, enam dari 10 pemilih dengan pendapatan 100.000 dolar AS di Virginia mendukung Trump.

Kekhawatiran Atas Corona

Hasil jajak pendapat National Edison Research mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang pandemi virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 9,4 juta orang di Amerika Serikat tahun ini dan menewaskan lebih dari 230.000 orang.

Hanya dua dari 10 pemilih secara nasional yang mengatakan COVID-19 adalah masalah yang paling penting dalam pilihan mereka untuk calon presiden, dan setengah dari pemilih AS percaya pengendalian virus corona lebih penting, bahkan jika menyebabkan kerugian ekonomi.

Trump telah menjadikan pembukaan penuh ekonomi AS sebagai inti dari kampanye pemilihan ulangnya, bahkan di tengah jumlah infeksi yang terus meningkat. Biden mengklaim Trump tidak layak untuk masa jabatan kedua karena langkahnya dalam menangani pandemi.

Dalam jajak pendapat nasional, empat dari 10 pemilih mengatakan upaya untuk mengendalikan virus tersebut "sangat buruk". Di negara bagian Florida dan Carolina Utara, lima dari 10 pemilih mengatakan tanggapan nasional terhadap pandemi itu "agak atau sangat buruk."

Enam dari 10 mengatakan pandemi telah menciptakan setidaknya kesulitan keuangan yang moderat. Tujuh dari 10 mengatakan memakai masker di depan umum adalah "tanggung jawab kesehatan masyarakat" versus tiga dari 10 yang melihatnya sebagai pilihan pribadi.

Jajak pendapat tersebut menemukan bahwa sembilan dari 10 pemilih telah memutuskan siapa yang akan dipilih sebelum Oktober, dan sembilan dari 10 pemilih mengatakan mereka yakin bahwa negara bagian mereka akan menghitung suara secara akurat.

Masalah lain yang menjadi perhatian para pemilih termasuk ekonomi, kesenjangan rasial, kejahatan dan keselamatan, dan kebijakan kesehatan.

Edison mengumpulkan jajak pendapat exit polls dan hasil pemilihan langsung untuk konsorsium media National Election Pool. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI