Suara.com - Pelaku penyerangan yang menewaskan tiga orang dengan satu perempuan terpenggal di sebuah gereja di Prancis, dinyatakan terinfeksi virus corona.
Menyadur New Strait Times, seorang sumber dari tim penyelidik mengatakan Brahim Issaoui, yang melancarkan serangan di basilika Notre-Dame, positif Covid-19 pada Selasa (3/11).
"Dia belum diinterogasi prognosisnya masih belum pasti," ujar sumber penyelidikan lain kepada AFP.
Pemuda asal Tunisia itu disebutkan masih dirawat di rumah sakit setelah beberapa kalo ditembak oleh polisi saat melakukan aksinya pada Kamis (29/11) lalu.
Baca Juga: Tengku Zul Mau Makan Singkong untuk Boikot Produk Prancis
Pria berusia 21 tahun itu baru saja tiba di Prancis pada bulan lalu dengan menyebrangi Mediterania ke pulau Lampedusa di Italia.
Laporan media Italia mengatakan, Issaoui awalnya ditempatkan di pusat karantina dengan hampir 400 migran lainnya di atas kapal feri, sebelumnya diizinkan turun di Bari pada 9 Oktober.
Para penyelidik menyebut pemuda itu tiba di Nice pada 27 Oktober, dua hari sebelum melakukan aksi brutal di gereja.
Lebih jauh, enam orang telah ditangkap dan diinterogasi atas dugaan berhubungan dengan Issaoui, tetapi hanya satu yang ditahan pada Selasa.
Satu orang yang ditahan tersebut merupakan warga Tunisia berusia 29 tahun yang menumpangi kapal yang sama dengan Issaoui dalam perjalanan menuju Lampedusa.
Baca Juga: Kasus Meroket, Sutarmidji: Jangan Sampai Ada Zona Merah Covid-19
Dalam aksinya, Issaoui menewaskan seorang pekerja Notre-Dame, satu perempuan asal Salvador, dan satu perempuan lain berusia 60 tahun yang tak disebutkan namanya.
Saat melancarkan aksinya, Issaoui disebutkan membawa sejumlah pisau dan Al Quran. Ia meneriakkan "Allahu Akbar" saat melakukan perlawanan terhadap polisi.
Serangan di basilika itu hanya terpaut beberapa pekan setelah pemenggalan Samuel Paty, guru yang mempertunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada muridnya.