Suara.com - Trump dan Biden telah berjuang memikat banyak orang di swing state. Setelah kampanye yang didominasi oleh pandemi, presiden petahana dan saingannya memiliki pesan yang kontras untuk warga AS.
Presiden AS Donald Trump dan saingannya Joe Biden menghabiskan jam-jam terakhir berkampanye mereka di negara bagian kunci yang pada akhirnya akan memutuskan nasib pemilihan presiden di AS. Pada hari Selasa (3/11), warga Amerika mulai bergerak menuju tempat pemungutan suara.
Namun, hampir 100 juta warga AS telah terlebih dahulu memberikan suara mereka melalui pos, yang membuat Trump kecewa karena percaya hal tersebut dapat membahayakan peluangnya untuk menang.
Pesan yang kontras
Meskipun kedua kandidat presiden mungkin memiliki tujuan yang sama untuk memimpin negara selama empat tahun ke depan, namun pesan terakhir yang mereka sampaikan sangat berbeda.
Trump muncul dalam aksi unjuk rasa di North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin dan berbicara tentang potensi "kekerasan" dan "kecurangan yang belum pernah dilihat sebelumnya" jika penghitungan suara memakan waktu beberapa hari.
Sementara Biden, berada di kota Pittsburgh dan menyerukan ketenangan.
"Kami sudah selesai dengan kekacauan, kami selesai dengan cuitan-cuitan, kemarahan, kebencian, kegagalan, ketidakbertanggungjawaban," kata mantan wakil presiden AS itu.
Pesan Trump yang berapi-api, yang kemudian ia ulangi di Twitter, muncul setelah Mahkamah Agung AS mengizinkan perpanjangan tenggat waktu untuk menerima surat suara lewat pos di Pennsylvania dan North Carolina - negara bagian yang sangat penting bagi peluang terpilihnya kembali sang petahana.
Baca Juga: Terakhir Kampanye: Donald Trump Kerahkan Keluarga, Joe Biden Ditemani Obama
Topik corona mendominasi kampanye