Suara.com - Seorang pria yang berkostum ninja dan membawa samurai ditangkap pada Minggu (1/11) karena dicurigai membunuh dua orang dan melukai lima lainnya padaperingatan Halloween di Kota Quebec, Kanada.
Menyadur Times, insiden penyerangan tersebut berlangsung selama hampir 2 jam pada Sabtu (31/10) saat perayaan Halloween di dekat hotel bersejarah Château Frontenac di Kota Quebec.
Menurut Kepala Kepolisian Quebec Robert Pigeon, polisi mengejar pria bersenjatakan pedang katana di pusat kota dengan berjalan kaki.
Kantor kejaksaan Quebec mengatakan Carl Girouard (24) menghadapi dua dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan lima dakwaan percobaan pembunuhan. Girouard menjalani persidangan melalui konferensi video hari Minggu dan sidang berikutnya diharapkan pada hari Kamis.
Baca Juga: Bocah 12 Tahun Temukan Fosil Dinosaurus Langka
Polisi mengatakan bahwa berdasarkan informasi awal menunjukkan motif tersangka melakukan serangan tersebut adalah pribadi, bukan terorisme.
"Tadi malam kami mengalami malam yang mengerikan ketika seorang pria berusia 24 tahun yang tidak tinggal di Kota Quebec datang ke sini dengan tujuan yang jelas untuk mencari korban sebanyak mungkin," kata Pigeon.
Pigeon mengatakan tersangka, yang berasal dari daerah Montreal, tidak memiliki catatan kriminal, tetapi "dalam konteks medis" lebih dari lima tahun yang lalu, dia telah menyampaikan niatnya untuk melakukan tindakan semacam ini.
Polisi pertama kali diberitahu tentang penusukan di dekat Majelis Nasional sesaat sebelum pukul 22:30 waktu setempat pada Sabtu, dan memperingatkan orang-orang untuk tetap di dalam rumah saat mereka memburu pelaku.
Kedua orang yang tewas itu diidentifikasi sebagai Francois Duchesne yang berusia 56 tahun dan Suzanne Clermont yang berusia 61 tahun.
Baca Juga: Diancam akan Terjadi Tragedi Christchurch, Sebuah Masjid di Toronto Ditutup
Penduduk berkerumun di luar rumah Clermont, di mana mereka meletakkan sebuah kotak berisi bunga dan boneka kucing di pintu depan rumahnya.
Seorang tetangga mengatakan Clermont sedang keluar merokok ketika dia diserang. "Dia adalah teman saya," kata Lucie Painchaud, seorang tetangga korban.
Insiden serupa juga terjadi di dekat Musee National des Beaux-Arts du Quebec, tempat Duchesne bekerja dan dikenal sebagai karyawan yang sangat dicintai.
"Kami semua terkejut," kata juru bicara Linda Tremblay dalam sebuah pernyataan, menggambarkan serangan itu sebagai "tragedi yang tidak bisa dijelaskan dan tidak adil."
Kelima korban luka dibawa ke rumah sakit. "Beberapa memiliki laserasi yang sangat signifikan tetapi kami tidak mengkhawatirkan nyawa mereka," kata Pigeon.
Steve Jolicoeur, seorang fotografer lepas, mengatakan pria yang meninggal itu digorok tenggorokannya. Jolicoeur mengatakan ada orang lain yang disayat di pundaknya sementara yang lain di potong di kepala dan tangan.
Steve mengatakan dia menyaksikan penangkapan tersangka, yang melemparkan pedangnya ke udara. "Dia tampak bingung. Dia berpakaian hitam, seperti ninja." kata Steve.
Walikota Kota Quebec Regis Labeaume mengatakan Kanada perlu berdiskusi tentang bagaimana menangani penyakit mental. Dia mengatakan serangan itu mengguncang kota, yang masih belum pulih dari penembakan di sebuah masjid pada 2017 yang menewaskan enam orang.
"Quebec terbangun setelah malam yang mengerikan. Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan tragedi seperti itu. Saya menyampaikan belasungkawa saya kepada keluarga para korban," Perdana Menteri Quebec Francois Legault mengucapkan belasungkawa melalui akun Twitternya.
Carlos Godoy, yang tinggal di daerah itu, mengatakan unit K-9 polisi telah menggeledah halaman belakang rumahnya saat mereka memburu tersangka.
"Ini bulan purnama, sekarang tanggal 31 Oktober. Ini Halloween, dan akhir pekan penutupan. Tidak ada yang boleh turun ke jalan," kata Godoy. "Dan saya berada di lingkungan yang sangat sepi karena tidak ada turis saat ini." tambahnya.