"Seolah-olah pemilik toko dan pekerja lokal membawa pulang parfum Prancis setiap hari," katanya.
Namun, propagandis Hürriyet, Hande Frat membela Ibu Negara dengan mengatakan bahwa tas yang dipakainya adalah palsu.
"Emine Erdogan tidak pernah membayar banyak uang untuk membeli tas," kata Hande Firat disadur dari Greek City Times.
"Alih-alih yang asli, dia membeli barang palsu, imitasi," tambahnya.
Pernyataan Klçdarolu muncul setelah Erdoan mendesak warga Turki untuk memboikot barang-barang Prancis setelah Presiden Emmanuel Macron berjanji melawan "separatisme Islam,"
Erdogan mengatakan, Presiden Emmanuel Macron membutuhkan pemeriksaan kesehatan mental, mengulangi teguran yang menyebabkan Prancis menarik duta besarnya dari Ankara.
"Sama seperti mereka mengatakan 'jangan membeli barang dengan merek Turki' di Prancis, saya menyerukan kepada semua warga saya dari sini untuk tidak pernah membantu merek Prancis atau membelinya," kata Erdogan.
Bukan hanya boikot, aksi protes juga terjadi di sejumlah dengan penduduk mayoritas beragama muslim seperti Pakistan hingga Bangladesh dan wilayah Palestina.
Presiden Macron mengatakan, ia menghormati sikap terkejutnya umat muslim di dunia atas sejumlah keputusannya, termasuk mendukung penerbitan kembali karikatur Nabi Muhammad.
Baca Juga: 3 Hari Tertimbun Reruntuhan Apartemen Balita Elif Masih Hidup dan Selamat
"Saya memahami sentimen yang diungkapkan dan saya menghormati mereka. Tapi Anda harus memahami peran saya sekarang, untuk melakukan dua hal: mempromosikan ketenangan dan juga melindungi hak-hak," kata Macron dalam sebuah wawancara eksklusif kepada Al Jazeera.