Suara.com - Presiden Turki Recep Tayyib Erdigan mendapat tantangan dari pemimpin oposisi, untuk membakar tas mewah bermerek Hermes milik istrinya atau ibu negara, setelah menyerukan memboikot produk Prancis.
Menyadur Duvar English, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Klçdarolu mendesak Ibu Negara Emine Erdoan untuk membakar tas Hermes-nya, menyusul seruan Presiden Erdogan untuk memboikot produk buatan Prancis.
Sebaliknya, Klçdarolu juga mengatakan, warga Turki sudah tidak bisa membeli barang-barang buatan Prancis karena kondisi ekonomi Turki yang sedang jatuh.
"Bisakah warga membeli barang Prancis? Sosialita istana presiden dapat melaksanakan boikot tersebut. Mereka memiliki pesawat buatan Prancis, segera jual," kata Klçdarolu kepada anggota partainya pada pertemuan kelompok parlemen pada 27 Oktober.
"Nyonya Emine memiliki tas [Hermes]. Dia harus membakarnya di taman istana presiden dan berkata, 'Saya protes [Prancis],'" tantang Klçdarolu.
![Tas Hermes milik istri Presiden Turki.[Twitter]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/03/38683-tas-hermes-milik-istri-presiden-turki.jpg)
Tas tangan Hermes milik Emine Erdoan menjadi kontroversi karena harganya yang tembus USD 50.000 atau setara Rp 725 juta dan ia pakai pada tahun 2019.
Erdogan dikritik karena sang istri menggunakan tas supermahal, ketika rakyatnya menderita karena meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.
Harga tas tersebut disebut-sebut sebanding dengan 144 kali lipat upah minimum buruh Turki pada saat itu.
Menyusul seruan Presiden Erdogan untuk memboikot produk buatan Prancis, tas tangan milik ibu negara tersebut sempat menjadi trending topic di Twitter.
Baca Juga: 3 Hari Tertimbun Reruntuhan Apartemen Balita Elif Masih Hidup dan Selamat
Dalam pidatonya, pemimpin CHP juga mengatakan rakyat tidak dapat membeli bahan makanan dan menganggap seruan boikot Erdogan tidak ada artinya.