Disebut Halangi Akses Masuk ke Intan Jaya, TNI: Kami Tak Melarang, Silakan

Selasa, 03 November 2020 | 17:03 WIB
Disebut Halangi Akses Masuk ke Intan Jaya, TNI: Kami Tak Melarang, Silakan
Aparat mengejar KKB di Intan Jaya [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasukan TNI disebut menguasai Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua dan menghalangi akses masuk ke wilayah tersebut. Informasi itu lantas dibantah Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa.

Suriastawa menyebut pihak TNI sama sekali tidak melarang siapapun masuk ke Distrik Hitadipa. Justru dia mengklaim TNI mengizinkan siapapun untuk melihat kondisi di sana.

"Tidak ada yang melarang, malah justru diharapkannya ikut ke sana biar melihat faktanya," kata Suriastawa saat dihubungi Suara.com, Selasa (3/11/2020).

Sebelumnya, pasukan TNI disebut menguasai Distrik Hitadipa, Intan Jaya pasca warga setempat memilih mengungsi karena ketakutan melihat Pendeta Yeremias Sanambani dibunuh pada September 2020. Akses untuk masuk ke wilayah tersebut pun menjadi sulit bahkan bupati setempat pun dikabarkan mengalami penekanan.

Baca Juga: Tim Kemanusiaan Papua: TNI Kuasai Hitadipa Demi Amankan Perusahaan Tambang

Anggota Tim Kemanusiaan untuk Papua, Ambrosius Mulait menjelaskan pasukan TNI mulai menduduki Distrik Hitadipa pasca meninggalnya Pendeta Yeremias di kandang babi. Pendeta itu diduga dibunuh oleh oknum anggota TNI.

Karena ketakutan melihat kondisi Pendeta Yeremias, warga Distrik Hitadipa pun banyak yang mengungsi ke berbagai tempat termasuk ke hutan. Para warga yang mengungsi itu belum dapat didata guna diberikan bantuan lantaran akses untuk masuk pun sulit.

"Jadi kondisi kampung Hitadipa ini dikuasai oleh aparat militer sehingga akses masuknya agak sulit bahkan bupati juga ditekan," kata Ambrosius di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).

"Akses bantuannya sulit karena pihak bupati Intan Jaya juga ditekan," tambahnya.

Ambrosius menduga kalau penguasaan TNI di distrik Hitadipa itu ada hubungannya dengan pembangunan perusahaan tambang. Pasalnya, pola yang terjadi di Hitadipa itu serupa dengan yang terjadi di Timika dan Kampung Banti.

Baca Juga: Duduki SD dan SMP di Papua Sebagai Markas, TNI: Memang Sudah Tak Dipakai

Di sana juga, warga setempat digusur dengan cara dihadapkan oleh aparat keamanan yang melakukan kontak senjata.

Hal serupa juga dirasakan ketika ada perusahaan tambang yang hendak masuk ke Intan Jaya.

"Hal yang sama terjadi di Intan Jaya dan basis yang mau bangun salah perushaaan besar itu ada perusajaan tambang wilayahnya itu termasuk di Intan Jaya," ungkapnya.

"Jadi proses penembakan ini tidak terlepas dari kepentingan salah satu perusahaan yang mau masuk di wilayah itu juga."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI