Suara.com - Pengamat politik luar negeri Makarim Wibisono dan pengamat pertahanan dan militer Connie Bakrie menilai pemilihan presiden Amerika Serikat sedikit banyak memengaruhi kebijakan Indonesia dalam beberapa aspek.
Dinamika pemilu Amerika Serikat sedikit banyak mempengaruhi Indonesia dalam beberapa aspek, seperti ekonomi, politik, keamanan, dan pertahanan. Indonesia – AS memang punya sejarah panjang dalam hubungan diplomatik selama 70 tahun, dimulai sejak Kedubes AS hadir di Jakarta pada 1949.
Tanggal 3 November 2020 akan menjadi momen bersejarah bagi negeri Paman Sam itu. Akankah Donald Trump kembali menjabat untuk kedua kalinya? Atau justru Joe Biden, sang penantang yang akan terpilih?
Dampak pemilu AS terhadap ekonomi Indonesia Siapa pun yang terpilih nantinya, pemerintah akan mewaspadai dampak pemilu AS terhadap ekonomi Indonesia. Seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada awal tahun 2020, “warning untuk 2020 akan tetap dinamis seperti 2019. Terjadi terutama AS akan masuk siklus pemilu. Akan banyak sekali faktor-faktor politik yang mempengaruhi.”
AS yang berada pada urutan teratas negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia sejak 1992, tidak akan berhenti memperluas kepentingannya di negara lain dengan mengadakan kerja sama dalam berbagai bidang, utamanya di bidang ekonomi.
Kepada DW Indonesia, pengamat politik luar negeri yang juga mantan Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Makarim Wibisono, meyakini siapa pun presiden baru yang terpilih nantinya, tidak akan mengubah hubungan yang telah terjalin antara Indonesia dengan AS.
"Kalau kerja sama dengan Indonesia, kita menginginkan adanya perdagangan internasional sesuai peraturan yang ada. Kalau Joe Biden terpilih, dia akan bermain di isu lingkungan, (dalam) kerangka PBB, WTO, akan manuver di dalam kerangka itu bukan sebagai single country," kata Makarim.
"Kalau Donald Trump terpilih kembali, kita akan melihat kelanjutan perang dagang antara AS dan Cina. Amerika Serikat akan tetap butuh pasar, sumber daya alam, dan tempat untuk investasi. Kalau Biden yang terpilih, ia akan mengajak kerja sama Amerika Serikat di dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama seperti penanganan pandemi, isu lingkungan, good governance, hak asasi manusia."
Jadi hendaknya Indonesia menata langkah-langkah di bidang-bidang tersebut, tidak hanya menyangkut masalah ekonomi, pembangunan, dan lainnya.
Baca Juga: Tahapan Kampanye Pilpres AS Berakhir, 97 Juta Warga Sudah Memilih
Terkait kerja sama perdagangan, data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan total perdagangan Indonesia-AS untuk Januari-Mei 2020 tercatat 10,75 miliar dolar AS atau Rp 158,2 triliun, dengan surplus bagi Indonesia sebesar 3,7 miliar dolar atau Rp 54 triliun.