Kasus Ujaran Kebencian, Putra Gus Nur Diperiksa Polisi Siang Ini

Senin, 02 November 2020 | 10:29 WIB
Kasus Ujaran Kebencian, Putra Gus Nur Diperiksa Polisi Siang Ini
Sugi Nur alias Gus Nur saat dijebloskan ke tahanan (Foto: Facebook)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri akan memeriksa Muhammad Munjiat, putra dari Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. Gus Nur diperiksa sebagai saksi dalam untuk ayahnya yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ujaran kebencian terhadap Nahdlatul Ulama (NU).

Kuasa Hukum Gus Nur, Chandra Purna Irawan, mengatakan pemeriksaan terhadap Munjiat dijadwalkan berlangsung sekira pukul 13.00 WIB siang nanti. Dia juga memastikan bahwa, putra Gus Nur tersebut akan hadir memenuhi penggilan penyidik di Bareskrim Polri.

"Iya dipastikan hadir," kata Chandra saat dikonfirmasi, Senin (2/11/2020).

Berkenaan dengan itu, Chandra mengungkapkan bahwa Munjiat bukanlah pemilik akun YouTube MUNJIAT. Adapun menurut dia, pemilik dan pengelola akun YouTube MUNJIAT ialah Gus Nur.

Baca Juga: Gus Nur Akui Tak Belajar di Pesantren Tapi Bisa Biayai Pesantren 300 Santri

"Bukan pemilik, bukan pengelola. Pemilik dan pengelola adalah Gus Nur," katanya.

Periksa Refly Harun

Penyidik Dittipidsiber Bareskrim Polri sebelumnya memastikan akan memeriksa Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun terkait kasus ujaran kebencian yang dilakukan Gus Nur terhadap NU. Refly diperiksa sebagai pemilik akun YouTube sekaligus pihak yang mewawancarai Gus Nur tatkala diduga melakukan ujaran kebencian terhadap NU.

"Saya sampaikan tidak menutup kemungkinan saksi-saksi yang lain atau orang-orang yang terlibat pembuatan itu, baik yang menggunggah, yang mengedit, shooting, semua termasuk yang mewawancarai semua akan kita panggil," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Awi Setiyono di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/10).

Penyidik Dittipidsiber Bareskrim Polri, menurut Awi ketika itu, telah memeriksa empat orang saksi. Dua diantaranya merupakan pihak pelapor dan dua lainnya yakni ahli bahasa dan hukum pidana.

Baca Juga: Gus Nur Buka Suara Habis Ditangkap, Belajar Ilmu Kebal sampai Gaji Ustaz

Adapun, Awi menyampaikan jika penyidik juga berencana melakukan pemeriksaan terhadap ahli ITE. Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah penyidik usai memeriksa bukti video terkait ujaran kebencian terhadap NU yang dilakukan oleh tersangka Gus Nur.

"Masih diperiksa di laboratorium digital forensik. Kita tunggu, nanti kalau sudah selesai akan diperiksa ahlinya. Ahli ITE," ujarnya.

Ditangkap

Gus Nur sebelumnya ditangkap oleh penyidik Bareskrim Polri di kediamannya yang berlokasi di Kecamatan Pakis, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (24/10) dini hari. Setelah ditangkap, Gus Nur langsung digelandang ke Bareskrim Polri.

Penangkapan terhadap Gus Nur dilakukan atas dugaan tindak pidana terkait menyebarkan informasi yang menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan terhadap NU melalui akun YouTube MUNJIAT Channel pada 16 Oktober 2020 lalu.

Pada tanggal 21 Oktober 2020 Gus Nur juga telah dilaporkan oleh Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama Cabang Cirebon Azis Hakim ke Bareskrim Polri. Laporan itu bernomor LP/B/0596/X/2020/Bareskrim.

Ketika itu Azis melaporkan Gus Nur dengan tuduhan telah melakukan tindak pidana penghinaan dan ujaran kebencian melalui media elektronik berkaitan dengan sesi wawancara dengan Refly Harun di akun YouTubenya.

Kekinian penyidik pun telah melakukan penahanan terhadap Gus Nur. Dia ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka.

Belakangan, kasus ujaran kebencian yang menyeret Gus Nur itu pun mendapat respons dari Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin. Ngabalin bahkan mendoakan Refly Harun turut dipenjara bersama Gus Nur.

“Kami juga mendoakan agar sahabatmu Waloni dan Refly bisa nyusul kau, biar kalian tahu inilah demokrasi, pancasila azas negeri ini,” kata Ngabalin di akun Instagram resminya, seperti dikutip suara.com, Selasa (27/10).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI