Suara.com - Federasi Serikat Guru Indonesia atau FSGI mendesak Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto untuk turun tangan memperhatikan kesehatan mental pelajar selama masa Pembelajaran Jarak Jauh yang sudah memakan korban jiwa.
Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti mengatakan seharusnya Kementerian Kesehatan juga berperan aktif menurunkan psikolognya untuk mengawasi berbagai macam masalah kejiwaan warga akibat belajar online.
"Karena problem kesehatan mental tinggi, FSGI meminta sesuai SKB 4 menteri kan ada juga disitu Kementerian Kesehatan, maka Menteri Kesehatan mestinya punya peran dalam mencegah dampak psikologis PJJ di masa pandemi," kata Retno dalam diskusi virtual FSGI, Minggu (1/11/2020).
Terawan juga terikat dalam Surat Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 pada Masa Pandemi Covid-19 bersama Mendagri Tito Karnavian, Mendikbud Nadiem Makarim, dan Menag Fachrul Razi.
Baca Juga: Siswa Tewas Akibat PJJ: Kemendikbud, Kemenag Saling Lempar Tanggung Jawab
"Jadi kita mendorong upaya kementerian kesehatan kesadaran untuk kesehatan mental dan jiwa, harus ada evaluasi, negara harus hadir, kalau tidak anak-anak akan terus jadi korban, mau berapa korban lagi sampai bisa yakin PJJ-nya bermasalah, kenapa harus menyangkal terus," ucapnya.
Sejauh ini, sudah ada tiga siswa menjadi korban meninggal dunia akibat belajar online, pertama anak berusia 8 tahun di Lebak, Banten disiksa orang tuanya karena stress tak bisa mendampingi sang anak belajar online.
Kemudian, anak berusia 16 tahun di Gowa, Sulawesi Selatan yang menegak racun diduga karena stress terlalu banyak tugas saat belajar online.
Dan terbaru, seorang siswa MTs di di Tarakan, Kalimantan Utara ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi tempat tinggalnya di Kelurahan Sebengkok, polisi setempat menyebut korban pernah mengeluh beratnya belajar online.
Baca Juga: Melihat Foto-foto Lama Bisa Bikin Bahagia, Foto Mantan Juga?